Nusa Dua (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan kritik kepada media Barat yang masih menerapkan standar ganda khususnya dalam pemberitaan menyangkut kaum Muslim di berbagai negara. "Kalau ada orang yang bukan beragama Islam meninggal dalam pertempuran, maka media Barat membesar-besarkannya. Hal itu tidak terjadi jika ada orang Muslim yang meninggal di Palestina, Irak dan sekarang di Lebanon," kata Presiden di Nusa Dua Bali, Sabtu ketika membuka dialog dua hari antar wartawan dari 44 negara. Pada acara yang dihadiri Menlu Hassan Wirajuda dan Menlu Kerajaan Norwegia Jonas Gahr Store, Kepala Negara mengingatkan para wartawan Barat bahwa orang-orang Islam tidak ingin diistimewakan dibanding penganut agama lainnya. "Masyarakat Muslim di seluruh dunia tidak menuntut perlakuan khusus. Mereka hanya ingin dihormati seperti perlakuan terhadap penganut agama lainnya," kata Presiden kepada 72 wartawan terkemuka yang berasal dari kelima benua tersebut. Dalam kesempatan itu, Yudhoyono juga menyinggung masalah pemuatan kartun Nabi Muhammad SAW di sejumlah media terutama di Eropa. Kepala Negara mengatakan, pemuatan kartun Nabi Muhammad itu telah menimbulkan berbagai unjuk rasa karena wartawan media Barat tidak memperhatikan masalah ini. "Pemuatan kartun itu telah mengejutkan kita semua. Sejumlah wartawan Barat mengatakan, mereka tidak tahu bahwa bahwa pemuatan gambar Nabi Muhammad merupakan hal yang terlarang," kata Yudhoyono sambil menyebutkan demonstrasi di Pakistan, Palestina, Suriah serta Afganistan akibat pemuatan gambar tersebut telah menyebabkan sekitar 139 orang tewas. Pemuatan kartun itu seharusnya menumbuhkan kesadaran bahwa dalam dunia yang makin kecil ini, ternyata dibutuhkan saling ketergantungan. Sebelumnya, Menlu Norwegia mengatakan, dialog para wartawan dari berbagai negara antara lain didorong oleh kasus pemuatan kartun Nabi Muhammad tersebut. "Di negara saya atau di negara-negara Barat, kasus ini sangat mengejutkan kami," kata Jonas sambil menyebutkan pemuatan kartun yang berawal dari sebuah media di Denmark tersebut. Kasus pemuatan kartun Nabi Muhammad tersebut diakui telah menimbulkan masalah. Karena itu, dia mengharapkan pertemuan-pertemuan semacam ini akan mendorong kelompok Muslim dan kelompok non Muslim untuk saling mendekatkan diri.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006