Phnom Penh (ANTARA) - Taman Arkeologi Angkor yang terkenal di Kamboja menarik 472.258 wisatawan mancanegara (wisman) dalam lima bulan pertama 2024, meningkat 37 persen secara tahunan (year on year/yoy), menurut laporan dari Angkor Enterprise milik pemerintah Kamboha pada Sabtu (1/6).

Taman kuno tersebut meraup pendapatan sebesar 22,2 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp16.249) dari penjualan tiket pada periode Januari-Mei tahun ini, yang juga naik 38 persen (yoy), tambah laporan itu.

Pada Mei saja, taman tersebut menyambut 50.879 wisman, menghasilkan total pendapatan 2,29 juta dolar, masing-masing naik 11 persen dan 12,5 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, papar laporan itu.

Terletak di Provinsi Siem Reap, Kamboja barat laut, Taman Arkeologi Angkor seluas 401 km persegi merupakan rumah bagi 91 kuil kuno, yang dibangun dari abad ke-9 hingga abad ke-13.

Taman tersebut, yang masuk dalam Daftar Warisan Dunia Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada 1992, merupakan destinasi wisata paling populer di negara Asia Tenggara itu.

Sekretaris Negara sekaligus Juru Bicara Kementerian Pariwisata Kamboja Top Sopheak yakin bahwa Bandar Udara Internasional Siem Reap Angkor yang diinvestasikan oleh China, yang mulai resmi beroperasi secara komersial pada November tahun lalu, akan membantu menarik lebih banyak wisman ke taman Angkor.

"Bandara internasional ini memainkan peran penting dalam membantu meningkatkan pariwisata, ekonomi, perdagangan, dan investasi negara," ujarnya kepada Xinhua.

Dengan landasan pacu sepanjang 3.600 meter, bandara internasional tingkat 4E tersebut saat ini merupakan bandara terbesar di Kamboja dan menjadi pintu gerbang internasional utama menuju taman Angkor.

Sopheak pun yakin bahwa Tahun Pertukaran Antarmasyarakat China-Kamboja 2024 juga akan menarik lebih banyak wisatawan China untuk berkunjung ke Kamboja, terutama ke Angkor. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
COPYRIGHT © ANTARA 2024