Kairo (ANTARA) - Mesir pada Minggu (2/6) menekankan bahwa Israel perlu menarik pasukan dari sisi Palestina di perlintasan Rafah agar dapat melanjutkan operasi penyaluran bantuan, demikian dilaporkan saluran televisi Mesir Al-Qahera News.

Sebuah pertemuan tripartit yang dihadiri oleh para delegasi dari Mesir, Amerika Serikat, dan Israel digelar di Kairo. Pertemuan itu membahas pembukaan kembali perlintasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza, ungkap Al-Qahera mengutip sebuah sumber keamanan tingkat tinggi.

Dalam pertemuan tersebut, delegasi Mesir mengatakan bahwa Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas penghentian masuknya bahan bantuan dan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Delegasi Mesir juga menyerukan langkah-langkah cepat guna mengirimkan sedikitnya 350 truk bantuan ke Gaza setiap hari.

Perlintasan tersebut merupakan pintu gerbang utama untuk mengangkut orang-orang sakit dan terluka ke luar Gaza agar mendapatkan perawatan dan mengirimkan bantuan kemanusiaan serta bantuan lainnya ke daerah tersebut.

Perlintasan itu telah ditutup sejak Israel mengambil alih sisi Gaza perlintasan tersebut pada 7 Mei lalu.

Israel telah melancarkan serangan berskala besar terhadap Hamas di Gaza sejak 7 Oktober 2023 pascaserangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel selatan yang menewaskan sekitar 1.200 orang.

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
COPYRIGHT © ANTARA 2024