Sampit (ANTARA) -
Segenap elemen di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng) gencar berjuang dan bersama-sama bergerak untuk mengakhiri penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia melalui berbagai kegiatan.

"Ini sesuai tema “omunitas Bergerak, Akhiri TBC di Indonesia agar informasi terkait TBC dapat terdistribusi secara luas dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan untuk mencegah TBC," kata Staf Program TB STPI-Penabulu, Nana Handayana di Sampit, Senin.
 
Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI adalah Principal Recipient (PR) Komunitas TBC, berdampingan dengan PR Kementerian Kesehatan dan Program Nasional Penanggulangan TBC yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML).

Baca juga: Hati-hati, Tak pernah kena TB masih bisa berisiko kena TB RO 
 
Gerakan untuk mengakhiri TBC di Kotawaringin Timur, di antaranya dengan mengadakan skrining TB pada balita di posyandu. Gerakan ini sudah dimulai sejak April 2024.
 
Dalam kegiatan ini, kader mendata dan melakukan skrining kesehatan balita. Melalui langkah ini balita yang memiliki gejala atau serumah dengan pasien TB akan dikoordinasikan ke Pengelola TB Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan.
 
"Tujuan kegiatan ini adalah menemukan kasus TBC pada anak, meningkatkan pemberian terapi pencegahan TBC bagi kontak serumah," katanya.
 
Komunitas Bergerak juga menyebarluaskan informasi dan meningkatkan pengetahuan tentang TBC kepada seluruh lapisan masyarakat. Hal ini bertujuan agar masyarakat mengetahui tentang pencegahan, penularan, pemeriksaan, dan pengobatan TBC yang berkualitas.
 
Komunitas berupaya meningkatkan kepedulian dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya deteksi dini TBC pada kontak serumah dan kontak erat pasien TBC sebagai kelompok yang berisiko tinggi.
 
"Kegiatan lainnya yang dilakukan pada Hari TB Sedunia adalah penyuluhan di komunitas-komunitas di Kecamatan Baamang, Mentawa Baru Ketapang, Mentaya Hilir Utara, dan Mentaya," kata Nana.

Baca juga: Kemenkes tekankan investigasi kontak guna memutus rantai penularan TBC
 
Tema nasional peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) tahun 2024, yaitu GIAT, artinya Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis.
 
Tema ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang permasalahan TBC melalui peningkatan peran serta semua pihak dan ajakan seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam mendukung penanggulangan TBC.
 
Melalui referensi tersebut, PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI menekankan urgensi bertindak mencegah dan meningkatkan kesadaran masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan terkait pentingnya deteksi dini dan pemeriksaan TBC.
 
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), TBC atau tuberkulosis merupakan penyakit menular pembunuh nomor dua di dunia, setelah COVID-19. Penyakit ini juga merupakan pembunuh utama orang dengan HIV dan penyebab utama kematian terkait resistensi antimikroba.
 
Situasi penyakit tuberkulosis di seluruh dunia masih menjadi tantangan kesehatan global yang serius. Meskipun ada kemajuan signifikan dalam penanggulangan penyakit ini, jumlah kasus baru yang terjadi setiap tahunnya terbilang tinggi.
 
Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara dengan jumlah pasien TBC tertinggi di dunia, setelah India. Pada 2023, Pemerintah Indonesia mencatat kasus TBC tertinggi sepanjang sejarah.

Baca juga: Kemenkes: TBC baru dapat dieliminasi di Indonesia pada 2045

Baca juga: Kemenaker: Tempat kerja sangat strategis untuk menanggulangi TB
 
Berkaitan dengan kasus TBC, situasi TBC Anak di Indonesia juga terbilang mengkhawatirkan. Anak anak merupakan kelompok yang rentan terinfeksi TBC. Terlebih, bentuk penanganan penyakit TBC pada anak memerlukan pendekatan khusus dan sensitif.
 
Masalah ini menjadi lebih kompleks dengan adanya sejumlah faktor, seperti akses terhadap pelayanan kesehatan yang terbatas, kurangnya kesadaran akan pentingnya deteksi dini, dan tantangan dalam pengobatan.
 
Anak-anak adalah aset masa depan bangsa. Oleh karena itu, menjaga kesehatan anak dari TBC adalah investasi yang sangat penting bagi kemajuan bangsa.

Pewarta: Muhammad Arif Hidayat/Norjani
Editor: Endang Sukarelawati
COPYRIGHT © ANTARA 2024