Kairo (ANTARA) - Forum Kerja Sama China-Negara-Negara Arab (China-Arab States Cooperation Forum/CASCF) memainkan peranan penting dan berkontribusi besar dalam membangun komunitas China-Arab dengan masa depan bersama, ujar Ketua Asosiasi Perhimpunan Persahabatan Arab-China Ali Yousuf Al-Shareef.

Konferensi Tingkat Menteri ke-10 CASCF diadakan di Beijing, ibu kota China, pada Kamis (30/5).

"Pihak Arab dan China berjalan dengan langkah yang percaya diri dan mantap untuk membangun sebuah komunitas dengan masa depan bersama," ujar Al-Shareef dalam wawancara dengan Xinhua baru-baru ini.

Pencapaian CASCF dalam memperkuat hubungan, mempromosikan kepentingan bersama, dan meningkatkan kesepahaman berkontribusi besar pada masa depan bersama yang dicita-citakan, ungkapnya.

Dia menyebut konsep membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia yang diusulkan oleh Presiden China Xi Jinping sebagai usulan global yang paling signifikan dalam 20 tahun terakhir.

Pihak China dan Arab tertarik membangun komunitas China-Arab dengan masa depan bersama, ujar Al-Shareef, seraya menambahkan bahwa tendensi ini terlihat jelas dalam upaya kedua belah pihak dalam meningkatkan pertukaran antarmasyarakat dan budaya, perdagangan, investasi, serta kerja sama ekonomi dan politik.

Al-Shareef, yang menjabat sebagai duta besar Sudan untuk China, memuji hasil yang sangat positif dari CASCF dalam dua dasawarsa terakhir di bidang politik, keamanan, militer, ekonomi, perdagangan, dan budaya di tingkat bilateral dan multilateral.

China telah menjalin kemitraan strategis komprehensif atau kemitraan strategis dengan 14 negara Arab dan Liga Arab. Seluruh 22 negara Arab dan Liga Arab telah menandatangani kesepakatan dengan China dalam kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra.

Pada 30 Januari 2004, China dan Liga Arab bersama-sama mengumumkan pembentukan CASCF. Selama lebih dari dua dasawarsa, 19 mekanisme kerja sama di berbagai bidang antara kedua belah pihak telah dibentuk.

Al-Shareef menggarisbawahi bahwa kerja sama politik merupakan salah satu kerangka kerja yang paling penting bagi CASCF, seraya mengungkapkan bahwa politik merupakan bidang kerja sama pertama antara China dan negara-negara Arab sejak berdirinya Republik Rakyat China pada 1949.

Semua negara Arab telah dan masih berkomitmen pada kebijakan Satu China dan sangat mendukung pemulihan kursi sah China di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ujarnya.

Sementara itu, China mempertahankan sikapnya yang jelas dan tegas dalam mengadvokasi hak-hak sah rakyat Palestina untuk memiliki negara yang merdeka berdasarkan perbatasan tahun 1967 dan dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, tambah Al-Shareef.

China mengerahkan upaya yang luar biasa dalam menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan Arab ketika kawasan tersebut mengalami konflik, ujarnya, sembari mengonfirmasi bahwa sikap China terhadap konflik Gaza sangat jelas di tingkat internasional.

Di tingkat ekonomi, Al-Shareef mengatakan bahwa kerja sama ekonomi menyediakan lingkungan yang positif untuk investasi dan perdagangan antara kedua belah pihak.

Dirinya juga memuji peran China dalam upaya rekonstruksi di Libya, Suriah, Yaman, Sudan, dan Somalia atas pengalaman negara Asia tersebut dalam bidang infrastruktur.

Mantan diplomat Sudan itu mengatakan bahwa pihak Arab dan China juga menaruh perhatian besar pada kerja sama budaya dengan mempromosikan pertukaran dan pemahaman antarmasyarakat.

Dirinya yakin bahwa hubungan Arab-China memiliki dua aspek penting, yang pertama adalah hubungan resmi, seperti CASCF, dan yang kedua melibatkan budaya serta interaksi antarmasyarakat, seperti Asosiasi Perhimpunan Persahabatan Arab-China yang didirikan pada 2006.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2024