Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) saat ini masih terus melakukan pengembangan teknologi kendaraan listrik otonom yang dapat bergerak secara otomatis tanpa sopir.
 
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan kendaraan listrik otonom itu nantinya untuk memenuhi kebutuhan tertentu di dalam fasilitas tertutup dan bisa dipakai untuk alternatif logistik, seperti bandara, perkantoran, maupun pergudangan.
 
"Kami lebih masuk ke aspek kecerdasannya, bukan di kendaraan listrik itu sendiri," kata Handoko di Jakarta, Senin.
 
Beberapa produk kendaraan listrik otonom yang kini dikembangkan oleh periset BRIN adalah Micro Electric Vehicle (MEVi) dan Single-Passenger Electric Autonomous Transporter (Seater).
 
Kendaraan listrik otonom tersebut memiliki kemampuan untuk bernavigasi atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain tanpa harus dikemudikan secara manual oleh manusia.
 
Sistem penggerak berbasis motor listrik membuat kedua kendaraan otonom yang sedang dikembangkan BRIN tidak memiliki gas buang, sehingga lebih ramah terhadap lingkungan.
 
Handoko menuturkan untuk menunjang pengoperasian kendaraan listrik otonom, BRIN terus mencari berbagai teknologi alternatif yang dapat menghasilkan sumber energi bersih.
 
"Fokus kami bidang energi, salah satunya bagaimana memberikan jawaban tidak hanya net zero emmision dari sisi lingkungan, tapi juga ketahanan dan kedaulatan energi dalam jangka panjang," pungkas Handoko.

Baca juga: PLN ubah 2.000 tiang listrik untuk jadi "charger" kendaraan listrik
Baca juga: Menhub akan berkolaborasi dengan swasta gunakan EV di IKN
Baca juga: UI punya harapan besar masa depan riset kendaraan listrik

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Indra Gultom
COPYRIGHT © ANTARA 2024