Jakarta (ANTARA) - Fakultas Hukum Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (UAJ) menggunakan platform pembelajaran daring “Coursera” yang telah berskala internasional untuk menunjang kualitas pendidikan dan memberikan pengalaman belajar yang lebih luas pada mahasiswanya.

“Materi yang kami dapatkan terus di-update dan kami pun bisa menggunakan sertifikat yang diperoleh setelah mengerjakan Coursera untuk menunjukkan kompetensi yang sudah kami dapatkan,” kata Mahasiswa FH Atma Jaya angkatan 2021 Fanuel Clay Andy Montong dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.

Fanuel menuturkan meskipun mengalami beberapa kesulitan dalam memahami materi, ia berhasil menyelesaikan tiga kursus dalam waktu satu minggu, berkat kemudahan akses akun dan mendapatkan dukungan dari prodi, LIPP serta bantuan dari rekan-rekannya.

Baca juga: Unika Atma Jaya masuk QS World University Rangkings 2024

Menurutnya, platform itu tidak hanya memberikan akses ke berbagai kursus terkait keilmuan hukum tetapi juga memungkinkan mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan lain seperti kepemimpinan, pengambilan keputusan efektif dan pemecahan masalah.

Di fakultasnya, platform itu telah menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikannya sejak tahun 2022. Awalnya platform ini hanya digunakan oleh 32 mahasiswa dan empat dosen, namun kini telah diakses oleh ratusan mahasiswa dari berbagai angkatan.

Lewat penggunaan platform tersebut, setidaknya sudah terdapat 177 mahasiswa angkatan 2021 dan 2022 FH UAJ berhasil menyelesaikan satu sampai lima kursus di Coursera dengan total 380 sertifikat yang telah diperoleh pada periode Februari hingga April 2024.

Baca juga: Unika Atma Jaya komitmen kembangkan kolaborasi internasional

Sementara itu, mahasiswi FH angkatan 2022, Tamia Santia, mengaku menerima manfaat yang besar bagi peluang karir di masa depan, dengan memperoleh sertifikat untuk setiap kursus yang diselesaikan.

Namun, ia mengaku ada batasan nilai yang kadang-kadang menguras waktu, meski hal ini mendorongnya untuk lebih teliti dalam menjawab soal.

“Saya mendapat waktu yang cukup untuk berpikir lebih panjang dan kritis ketika menjawab soal yang diberikan. Platform ini juga memiliki fleksibilitas karena dilakukan secara online sehingga dapat digunakan untuk belajar kapan saja dan dimana saja,” kata Tamia.

Baca juga: Rektor: Digitalisasi beri peluang perluasan akses pendidikan

Baca juga: PBNU: Keberagaman di Indonesia adalah hal yang tidak bisa ditolak

Baca juga: Pendidikan kewirausahaan terintegrasi solusi bagi anak marjinal


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Siti Zulaikha
COPYRIGHT © ANTARA 2024