Solo (ANTARA News) - Kepala Pusat Bahasa Jakarta, Dendy Sugono, mengungkapkan, jumlah ilmuwan peneliti, khususnya peneliti dalam bidang bahasa di Indonesia masih sangat terbatas. "Kebanyakan karya penelitian kita dihasilkan oleh lulusan S1 dan S2. Kita masih belum banyak memiliki pakar yang berkategori sebagai ilmuwan peneliti yang serius," katanya di Solo, Jawa Tengah, Sabtu. Dia mencontohkan, Pusat Bahasa baru memiliki sekitar 200 orang peneliti di bidang kebahasaan dan sastra, yang jabatannya sebagai peneliti. Ke depan, lanjut dia, kuantitas dan kualitas para peneliti tersebut akan ditingkatkan melalui berbagai macam cara. "Bisa lewat pendidikan formal, jadi para peneliti masuk dalam pendidikan formal yang memiliki kemampuan untuk itu," katanya. Sementara itu, Pusat Bahasa bekerja sama dengan Malaysia dan Brunei Darusllam, telah mengembangkan sekitar 340 ribu istilah. "Setiap tahun kita juga mengindonesiakan sekitar 2000 kata umum dan ungkapan, yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat, baik melalui media cetak dan eklektronik," katanya. Saat ini, kata dia, Pusat Bahasa tengah melakukan inventarisasi kosa kata bahasa daerah, untuk mengimbangi kosa kata yang diserap dari bahasa asing. "Hampir 65 persen kosa kata dan istilah dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, berasal dari bahasa asing, tetapi bidang budaya, seni atau rasa, kecenderungannya dari bahasa daerah," katanya. Pembakuan yang dikukuhkan melalui sidang-sidang majelis ini, menurut dia, melibatkan pakar-pakar dari berbagai bidang ilmu, dan bukan ahli bahasa semata. "Misalnya, istilah kedokteran, dirumuskan pakar kedokteran bersama pakar bahasa," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006