Jakarta (ANTARA) - Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Barat Diding Wahyudin meminta keluarga siswi difabel korban asusila berinisial AS (15) di wilayah Kalideres serta pihak sekolah korban untuk tidak saling tuduh terkait pelaku.

"Kita kan enggak tahu pelakunya, apa di sekolah, apa di lingkungan keluarga, apa di jalanan, apa dimana? Kita kan enggak boleh menuduh. Harus hati-hati banget," kata Diding saat dihubungi di Jakarta pada Selasa.

Dengan dilakukannya visum serta tes Deuxyribo Nucleic Acid (DNA) janin korban pada Rabu (29/5) malam sebagai tindak lanjut laporan polisi, Diding menyerahkan penanganan hukum kasus tersebut kepada pihak Kepolisian.

"Kemudian, kalau sudah ada laporan ke polisi ya, sudah visum atau tes DNA juga, semua SOP dijalankan secara hukumnya, mudah-mudahan ketemu pelakunya," kata Diding.

Diding juga mengatakan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Pelayanan Terpadu (PPPA) DKI Jakarta serta Kementerian Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPPA) terkait penanganan kasus tersebut.

"Terus terang aja kita sudah berusaha, kita mencari bantuan ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Pelayanan Terpadu (PPPA) DKI Jakarta, ke Kemen-PPPA, duduk dengan orang tua korban, duduk dengan sekolah, kita mencari solusi, mudah-mudahan bisa ketemu pelakunya," kata Diding.

Baca juga: Wali Kota Jakbar serahkan ke polisi penanganan kasus siswi difabel
Baca juga: Kemen-PPPA terus kawal kasus siswi difabel jadi korban asusila


Korban pada kasus menjalani visum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan usai membuat laporan polisi (LP) di Polres Metro Jakarta Barat, Rabu (29/5).

"LP sudah selesai, setelah LP kami langsung visum di RSUD Tarakan," kata paman korban, Suwondo di Jakarta pada Rabu (29/5) malam.

Adapun visum dilakukan secara khusus pada luka di bagian tubuh tertentu korban. "Visum luka pada kemaluan," kata Suwondo.

Proses penanganan perkara, kata Suwondo, akan dilanjutkan usai hasil visum keluar. "Polisi menunggu hasil visum dari RSUD Tarakan," kata Suwondo.

Selain itu, kemungkinan besar akan dilakukan tes DNA  pada janin korban. "Kemungkinan besar dilakukan tes DNA janin korban juga," kata Suwondo.

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
COPYRIGHT © ANTARA 2024