Makassar (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPH-Bun) mencatat sebanyak 8.563 hektare sawah mengalami puso atau gagal panen akibat bencana alam yang terjadi pada sejumlah kabupaten di provinsi itu.
 
"Kami telah merangkum secara berkala hingga akhir Mei 2024 dampak banjir dan luapan air sungai yang mengakibatkan tanaman sawah puso lebih dari delapan ribu hektare," ujar Kepala DTPH-Bun Sulsel Imran Jausi di Makassar, Selasa.
 
Imran menyebut areal pertanaman sangat terdampak oleh banjir yang terjadi pada sejumlah daerah, seperti Kabupaten Pinrang, Sidrap, Soppeng, Wajo, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Enrekang, Bone, Sinjai, dan Bulukumba, yang diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi dan luapan sungai.

Baca juga: Mentan kembalikan produktivitas petani terdampak bencana di Sulsel

Berdasarkan data DPTH-Bun Sulsel, Kabupaten Wajo menjadi daerah dengan areal persawahan paling banyak terdampak puso yakni sebanyak 3.027 hektare. Selanjutnya Kabupaten Bone dengan luas sawah puso sebanyak 1.785 hektare. Lalu Kabupaten luwu dengan luas sawah puso 1.077 hektare.
 
"Kementerian Pertanian sudah menyalurkan bantuan bersama sejumlah instansi terkait, namun namanya bencana, petani kita tentu kasihan karena kembali menanam ulang, padahal sebelumnya sisa menghitung pekan untuk panen," ujarnya.
 
Pemprov Sulsel mengestimasikan ribuan hektare sawah puso itu mengakibatkan kerugian budi daya padi senilai Rp89,37 miliar, dengan estimasi kehilangan produksi sebesar Rp280 miliar.

Kendati demikian, lanjutnya, DPTH-Bun juga sudah menyiapkan langkah-langkah dalam memulihkan pertanian Sulsel pascabencana, salah satu menghadirkan bantuan bibit dan benih dari Kementerian Pertanian (Kementan) seperti benih, jagung, padi, pupuk, alsintan, dan pompa. 
 
"Pompa ini tentunya akan memanfaatkan dengan baik permukaan sungai yang airnya masih bagus, tidak kering," kata Imran.
 
Jika dicermati tahun lalu, tambah Imran, maka banyak sekali daerah aliran sungai yang belum mendapatkan irigasi perpompaan dengan baik. Ada air dekat lahan, kata dia, tapi tidak dirasakan manfaatnya oleh sawah-sawah tertentu. "Inilah yang akan kita manfaatkan ke depan," ujarnya. 

Selain tanaman padi, lanjutnya, tanaman komoditas lain juga terdampak bencana alam di Sulsel seperti jagung, cabai, dan kedelai.

Baca juga: Unhas: Indeks Risiko Bencana tertinggi Sulsel ada di Kabupaten Luwu

 

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2024