Geneva (ANTARA) - Kepala Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Volker Turk mendesak diakhirinya pembunuhan di Tepi Barat oleh pasukan Israel dengan total korban mencapai 505 orang sejak 7 Oktober.

“Seolah-olah peristiwa tragis di Israel dan kemudian Gaza selama delapan bulan terakhir belum cukup, masyarakat Tepi Barat yang diduduki juga menjadi sasaran pertumpahan darah yang belum pernah terjadi sebelumnya. dilakukan dengan cara yang tidak senonoh,” kata Volker Turk dalam sebuah pernyataan, Selasa.

Kantor HAM PBB menuturkan bahwa pada Sabtu (1/6) pasukan Israel menembak mati Ahmed Ashraf Hamidat yang berusia 16 tahun dan melukai parah Mohammed Musa Al Bitar yang berusia 17 tahun di dekat kamp pengungsi Aqabat Jaber, Jericho. Al Bitar meninggal keesokan harinya.

Kematian Al Bitar bersama dengan pembunuhan empat warga Palestina lainnya oleh tentara Israel pada Senin, menjadikan jumlah warga Palestina yang terbunuh di Tepi Barat menjadi 505 orang.

“Pembunuhan, perusakan dan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas tidak dapat diterima dan harus segera dihentikan,” ucapnya.

Israel, sebutnya, tidak hanya harus mengadopsi tapi juga menegakkan aturan keterlibatan yang sepenuhnya sejalan dengan norma dan standar hak asasi manusia yang berlaku. Dia menekankan bahwa setiap tuduhan pembunuhan di luar hukum harus diselidiki secara menyeluruh dan independen dan mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban.

“Impunitas yang meluas atas kejahatan semacam ini sudah menjadi hal yang lumrah sejak lama di Tepi Barat yang diduduki. Impunitas seperti itu telah menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya lebih banyak pembunuhan di luar hukum yang dilakukan oleh ISF,” tuturnya mengacu pada inisial Pasukan Keamanan Israel (ISF)

PBB mencatat bahwa ISF sering menggunakan kekuatan mematikan sebagai upaya pertama terhadap pengunjuk rasa Palestina yang melemparkan batu, botol pembakar, dan petasan ke kendaraan lapis baja ISF.

“Prevalensi warga Palestina yang meninggal setelah ditembak di bagian atas tubuh, serta pola penolakan bantuan medis bagi mereka yang terluka, menunjukkan adanya niat membunuh yang merupakan pelanggaran terhadap hak untuk hidup,” tegas dia.


Sumber : Anadolu
Baca juga: Militer Israel akan bagikan senjata untuk pemukim ilegal di Tepi Barat
Baca juga: IDF klaim berhasil lenyapkan pemimpin Hamas di Tepi Barat
Baca juga: Presiden Abbas khawatir Israel usir warga Tepi Barat usai perang


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Atman Ahdiat
COPYRIGHT © ANTARA 2024