Banda Aceh (ANTARA News) - Palang Merah Indonesia (PMI) bekerjasama dengan lembaga sejenis internasional akan terus mengembangkan sistem komunikasi peringatan dini untuk menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan bencana alam, kata Ketua Umum PMI, Mar'ie Muhammad. "Jaringan komunikasi yang tengah dibangun ini berhubungan dengan alat komunikasi lainnya di seluruh Indonesia," ujarnya di Banda Aceh, Sabtu (2/9). Ia menyatakan, saat ini PMI telah membangun sistem komunikasi peringatan dini tersebut di dua provinsi, yakni di Sumatera Barat dan NAD. Program Sistem Peringatan Dini itu, menurut dia, terhubung dengan radio di PMI Pusat, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), serta akan dikembangkan dalam jangkuan lebih luas menggunakan radio badan penanggulangan bencana, seperti Radio Satlak, Satkorlak, SAR, Binsar, Dephub dan jaringan radio TNI maupun Polri. Ia menyatakan, ada tiga fungsi kegunaan sistem peringatan dini tersebut, yakni peringatan dini sebelum bencana, saat bencana, dan evakuasi di lapangan. Untuk membangun sistem komunikasi nasional, PMI juga akan bekerjasama dengan Kantor Menkominfo dalam pengembangan jaringan komunikasi tersebut. "Dalam waktu dekat ini akan dilakukan kerja sama dengan Menkominfo," katanya. Mantan Menteri Keuangan itu mengemukakan, "Jika Radio sistem peringatan dini ini bekerja efektif, maka dapat mengurangi risiko yang diakibatkan oleh bencana tersebut." Sistem peringatan dini tersebut, menurut dia, harus disosialiasikan kepada masyarakat di seluruh Indonesia dari kota hingga ke desa-desa terpencil. "Untuk tugas komunikasi ini, petugas harus siap ditempat untuk mengoperasikannya. Ini tidak boleh ditinggalkan tanpa ada petugas operator radio," katanya. Khusus untuk provinsi NAD, PMI mengembangkan 22 stasiun radio dan 10 menara penghubung radio di sejumlah kabupaten/kota. Palang Merah dan Bulan Sabit Merah telah mendistribusikan 300 radio dan akan menyediakan lagi 10 unit kendaraan yang dilengkapi radio VHF dan HF untuk membantu kapasitas tanggapan terhadap bencana dari 22 cabang PMI di Aceh. Radio VHF dan HF dapat secara mudah digunakan, praktis dan merupakan peralatan yang dapat dipercaya untuk menerima dan mengirimkan informasi dan peringatan, khususnya beberapa saat sebelum terjadi bencana. "Sistem ini siap kita integrasikan ke sistem nasional dengan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak terkait," tambahnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006