Beijing (ANTARA) - Perusahaan-perusahaan China secara umum optimistis terhadap prospek penjualan produk mereka ke pasar luar negeri dan optimisme tersebut didukung oleh kondisi yang menguntungkan di dalam maupun luar negeri.

Sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh Dewan China untuk Promosi Perdagangan Internasional (CCPIT) menunjukkan bahwa sebanyak 81,6 persen perusahaan-perusahaan yang berorientasi pada perdagangan luar negeri memperkirakan kinerja ekspor yang stabil atau meningkat di paruh pertama tahun ini.

Ekspor China tumbuh 0,6 persen pada 2023, melambat dari kenaikan 10,5 persen pada 2022. Sebagai salah satu pilar utama untuk menopang perekonomian, potensi kinerja ekspor yang dinamis pada 2024 menjadi angin segar bagi China, yang sedang berupaya untuk mengamankan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 5 persen tahun ini.

Peningkatan permintaan global

Juru bicara CCPIT Zhao Ping menyatakan bahwa kepercayaan para pedagang asing semakin meningkat karena ekspor yang dipercepat berkat pemulihan permintaan luar negeri.

Pada April lalu, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memperkirakan adanya rebound dalam perdagangan global, dengan ekspektasi perdagangan barang dagangan meningkat 2,6 persen pada 2024 dan 3,3 persen pada 2025 setelah merosot 1,2 persen pada 2023.

Di balik peningkatan ini, muncul sebuah kecenderungan konsumsi secara global.

Menurut temuan Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporan World Economic Outlook (WEO) yang diterbitkan pada April dsebutkan bahwa rumah tangga di beberapa ekonomi maju mendukung pengeluaran mereka dengan menggunakan tabungan yang terkumpul selama masa pandemi. Selain itu, belanja pemerintah yang lebih besar dari perkiraan juga turut mendukung peningkatan permintaan agregat di sebagian besar wilayah.

Kementerian Perdagangan (MOC) China pada bulan lalu menyebutkan dengan pulihnya perdagangan global secara bertahap sejak kuartal keempat 2023, para pedagang asing utama di China melaporkan peningkatan pesanan baru yang berkelanjutan.

"Dalam menghadapi risiko dan tantangan yang muncul dari unilateralisme dan proteksionisme yang dilakukan oleh beberapa negara, pemerintah China akan mengambil tindakan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh para pedagang asing dan membantu mereka meningkatkan daya saingnya di tingkat internasional," ujar juru bicara MOC He Yadong.

Produk China yang menarik

Para bintang dari klub raksasa Liga Primer Inggris, Tottenham Hotspur F.C., akan segera mendapatkan dukungan secara harfiah dari produk China. Produsen rumput buatan asal China, Citygreen Turf baru-baru ini menandatangani kesepakatan dengan klub tersebut untuk menggunakan rumput sintetis di lapangan latihannya.

"Berbagai fitur teknis, termasuk struktur, gesekan dan elastisitas, dari rumput sintetis yang diproduksi oleh banyak perusahaan China hampir sama dengan rumput alami," ujar Wakil Kepala Citygreen Turf Xu Jing, kepada Xinhua.

Rumput sintetis merepresentasikan sejumlah produk baru dari China yang mulai populer di pasar global karena desainnya yang mewah dan kualitasnya yang tinggi, dipadukan dengan harga yang terjangkau.

Barang-barang yang paling banyak dicari adalah kendaraan listrik (electric vehicle/EV), baterai ion litium, dan produk fotovoltaik. Layanan kereta barang China-Eropa telah menyaksikan peningkatan permintaan luar negeri untuk tiga produk ramah lingkungan padat teknologi utama, yang dijuluki "new three".

"Jumlah kereta barang China-Eropa yang memuat kendaraan listrik meningkat menjadi 5 hingga 8 kereta setiap bulannya pada tahun ini, dari sebelumnya hanya 1 hingga 2 kereta per bulan," ujar Cao Ping, yang bertanggung jawab atas transportasi kendaraan di cabang lokal China Railway Special Cargo Logistics di Xi'an, Provinsi Shaanxi.

Zhao menuturkan bahwa ekspor China didukung oleh selera global terhadap produk-produknya yang memiliki keunggulan kompetitif baik yang tradisional maupun yang baru ditemukan.

Fasilitas Perdagangan

Diprakarsai Organisasi Kepabeanan Dunia (WCO), status Authorized Economic Operator (AEO) memberikan suatu tindakan manajemen yang istimewa bagi perusahaan, seperti pemrosesan prioritas, pengurangan frekuensi pengawasan, dan layanan yang dioptimalkan, dalam rangka memfasilitasi proses perizinan bea cukai.

Memegang status AEO telah memungkinkan KEIPER (Changshu) Seating Mechanisms, pemasok komponen otomotif di China, untuk meningkatkan ekspornya ke Afrika Selatan sebesar 88 persen dari Januari hingga April tahun ini. Salah satu faktor yang mendukungnya adalah efisiensi yang tinggi dalam proses perizinan bea cukai.

Data resmi menunjukkan bahwa per akhir April terdapat 5.882 perusahaan yang memiliki AEO di seluruh China. Perusahaan-perusahaan tersebut menangani 36,3 persen dari total volume perdagangan luar negeri China.

Otoritas China kini tengah mengupayakan lebih banyak lagi perjanjian bea cukai AEO dengan mitra dagang utama untuk menyederhanakan prosedur perdagangan.

Sebagai kekuatan penting untuk meningkatkan perdagangan luar negeri, perdagangan e-commerce lintas batas China telah tumbuh lebih dari sepuluh kali lipat selama lima tahun terakhir. Guna memajukan lebih lanjut e-commerce lintas batas, perusahaan-perusahaan China menaruh harapan besar pada gudang-gudang di luar negeri.

Shenzhen Baosen Suntop Logistics Co., Ltd., telah membangun tiga gudang di luar negeri di Belanda, Jerman, dan Inggris sejak 2020.

"Pengiriman dari gudang luar negeri memiliki biaya yang lebih rendah dan pengalaman klien yang lebih baik," kata Direktur Penjualan Shenzhen Baosen Suntop Logistics Co., Ltd Mayel Ye.

MOC mendorong dikeluarkannya pedoman untuk memperluas ekspor e-commerce lintas batas dan memajukan pembangunan gudang di luar negeri.

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
COPYRIGHT © ANTARA 2024