Istanbul (ANTARA) - Lima kepala pemerintahan dari negara-negara anggota Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) menandatangani empat perjanjian untuk memperkuat integrasi ekonomi setelah pertemuan di ibu kota Belarusia, Minsk, pada Selasa.

Selain dihadiri oleh Perdana Menteri Rusia, PM Belarusia, PM Kazakhstan, PM Kyrgyzstan, dan Wakil PM Armenia, pertemuan itu juga diikuti oleh PM Kuba, PM Azerbaijan, dan PM Uzbekistan. Mereka membahas soal integrasi ekonomi Eurasia.

Menurut pernyataan pemerintah Rusia, pertemuan itu difokuskan pada infrastruktur transportasi, peraturan bea cukai dan tarif, serta perubahan iklim, setelah empat dokumen perjanjian itu ditandatangani.

"Seperti disampaikan Presiden Rusia Vladimir Vladimirovich Putin pada pertemuan Dewan Ekonomi Tertinggi Eurasia pada awal Mei di Moskow, Uni (EAEU) memberikan manfaat nyata bagi setiap anggota," kata PM Rusia Mikhail Mishustin saat berpidato pada pertemuan itu.

Dia mengatakan bahwa dinamika positif bisa dilihat pada indikator makroekonomi utama di lima anggota EAEU, di mana produk domestik bruto (PDB) mereka meningkat sebesar 3,8 persen, melampaui tingkat pertumbuhan rata-rata dunia.

Mishustin juga mengatakan bahwa kerja sama berkembang di antara anggota untuk membangun sistem transportasi terpadu, yang menunjukkan bahwa kehadiran rute modern di Eurasia akan ikut memastikan keberlanjutan rantai produksi dan logistik.

PM Rusia itu menambahkan bahwa kelima anggota menyetujui kerja sama untuk memodernisasi infrastruktur angkutan sebagai bagian dari koridor transportasi internasional Timur-Barat dan Utara-Selatan.

"Kami mengandalkan penguatan kerja sama aktif di bidang transportasi, yang sepenuhnya memenuhi kepentingan semua negara anggota dan kawasan Eurasia secara keseluruhan," kata dia.

Salah satu keunggulan kompetitif EAEU adalah "keterbukaannya pada kerja sama saling menguntungkan dan setara dengan semua negara yang berkepentingan," kata Mishustin.

Dia juga menegaskan perlunya memperkuat hubungan dengan negara dan  organisasi regional lain.

"Saya meyakini perlunya membahas hubungan dengan CIS (Commonwealth of Independent States), SCO (Shanghai Cooperation Organization), ASEAN, BRICS, dan negara-negara di Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin," katanya.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Indonesia gelar perundingan kedua perjanjian perdagangan bebas I-EAEU
Baca juga: Perundingan IEAEU-FTA sepakati masalah kepabeanan

Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Anton Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2024