Jakarta (ANTARA) - Lima pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI bertemu Ketua MPR RI periode 1999-2004 Amien Rais, untuk membahas situasi politik dan demokrasi terkini di Indonesia.

Pertemuan itu dilakukan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu. Amien berdiskusi dengan pimpinan MPR yang dipimpin Ketua MPR Bambang Soesatyo dan didampingi empat Wakil Ketua MPR, yakni Ahmad Basarah, Hidayat Nur Wahid (HNW), Fadel Muhammad dan Amir Uskara.

"Kami kedatangan tamu yang sangat istimewa," ujar Bamsoet.

Dia mengungkapkan pertemuan itu, untuk meminta masukan dan menyerap aspirasi untuk perbaikan bangsa ke depannya. Pertemuan itu merupakan kelanjutan dari kunjungan yang sudah dilakukan ke beberapa tokoh nasional dan pimpinan partai politik.

Menurut Bamsoet, Amien Rais mempunyai keresahan yang sama dengan para pimpinan MPR, dimana banyak rakyat Indonesia yang mengeluhkan sistem politik dan demokrasi saat ini.

Dia menilai demokrasi seharusnya democracy is king (demokrasi adalah raja), tapi sudah berubah jadi democracy cash is king atau demokrasi dengan uang adalah raja.

Dalam pertemuan itu, juga dibahas terkait sejarah amandemen Undang-Undang Dasar 1945, selama kepemimpinan Amien Rais sebagai ketua MPR.

"Beliau (Amien) tak keberatan untuk UUD 1945 disempurnakan kembali, untuk mengembalikan cita-cita para pendiri bangsa, mewujudkan Indonesia sejahtera,adil dan makmur," kata Bamsoet menegaskan.

Dia juga berharap, para pimpinan MPR periode akan datang, dapat melakukan percepatan dalam penyempurnaan UUD 1945. Selanjutnya, menata kembali sistem politik dan demokrasi yang sudah terjebak pada situasi mencemaskan.
 

Pewarta: Fauzi
Editor: Edy M Yakub
COPYRIGHT © ANTARA 2024