Washington (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Selasa (4/6) mendiskusikan usulan gencatan senjata di Gaza.

Dalam pertemuan mereka di Washington, D.C., Departemen Luar Negeri (Deplu) AS mengatakan Blinken berterima kasih kepada Guterres atas dukungan terhadap usulan untuk mencapai gencatan senjata komprehensif di Gaza.

Usulan yang didukung secara terbuka oleh Sekjen PBB itu juga menyangkut upaya untuk menjamin pembebasan seluruh sandera serta mengakhiri krisis di daerah kantong yang terkepung tersebut. 

"Sekjen menekankan pentingnya Dewan Keamanan untuk dengan lantang menyerukan pemberlakuan kesepakatan ini tanpa penundaan," kata Deplu dalam sebuah pernyataan.

Kedua pejabat menggarisbawahi pentingnya memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat di Gaza dan mendukung upaya PBB untuk memberikan bantuan darurat yang dapat menyelamatkan kelangsungan hidup warga, ujar Deplu.

Kerja sama AS dengan PBB untuk mendukung upaya Ukraina "menuju perdamaian yang komprehensif, adil dan langgeng" serta konflik di Sudan juga dibahas dalam pertemuan keduanya, menurut pernyataan itu. 

AS pada Senin (3/6) mendesak Dewan Keamanan PBB mendukung rencana tiga tahap yang diumumkan Presiden Joe Biden untuk mengakhiri perang di Gaza, membebaskan semua sandera, dan mengirim bantuan ke Jalur Gaza.

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan AS sudah mengedarkan rancangan resolusi kepada para anggota Dewan Keamanan untuk mendukung proposal itu, yang ditujukan untuk mengakhiri konflik.

Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober tahu lalu. Serangan terus dilancarkan Israel meski resolusi Dewan Keamanan PBB menuntut gencatan senjata segera diwujudkan.

Lebih dari 36.500 warga Palestina di Gaza, yang sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, tewas, sementara hampir 83 ribu lainnya luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Hampir delapan bulan setelah perang dilancarkan oleh Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan akses makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel di Mahkamah Internasional (ICJ) dituding melakukan genosida. 

ICJ dalam putusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, wilayah tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum mereka diserang pada 6 Mei.

Sumber: Anadolu

Baca juga: DPR AS loloskan RUU untuk jatuhkan sanksi bagi ICC terkait Israel

Baca juga: Presiden Israel dukung kesepakatan Biden tentang gencatan senjata Gaza


 

Biden paparkan rencana gencatan senjata baru Israel


Pewarta: Katriana
Editor: Tia Mutiasari
COPYRIGHT © ANTARA 2024