Tanjungpinang (ANTARA) - Perum Bulog Cabang Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), menyampaikan permintaan beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) di pasaran tetap tinggi kendati mengalami kenaikan harga sejak awal Mei 2024.

Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) menetapkan harga beras SPHP di wilayah Kepri, naik sebesar Rp1.050 per kilogram, dari Rp10.250 per kilogram menjadi Rp11.300 per kilogram.

"Sebulan setelah naik harga, permintaan beras SPHP tetap tinggi, per hari mencapai 15 ton sampai 20 ton untuk wilayah Pulau Bintan (Tanjungpinang dan Bintan)," kata Kepala Bulog Cabang Tanjungpinang Arief Alhadihaq, Rabu.

Hal ini, menurut Arief, menandakan beras SPHP Bulog masih menjadi primadona masyarakat, karena harganya yang murah dan kualitas setara beras premium.

Baca juga: Bapanas sebut realisasi Program SPHP hingga Mei capai 729 ribu ton

Ia menyebut beras SPHP dijual melalui 50 Rumah Pangan Kita (RPK) mitra Bulog yang tersebar di Pulau Bintan.

"Satu minggu dibatasi dua ton per RPK, kalau sudah habis baru ditambah lagi," ujarnya.

Selain itu, lanjut Arief, Bulog Tanjungpinang juga kerap menjual beras SPHP melalui gerakan pangan murah (GPM) yang digelar Pemkot Tanjungpinang.

Hal ini bertujuan menstabilkan harga pangan sekaligus membantu masyarakat mendapatkan beras dengan harga lebih terjangkau, karena beras SPHP dijual di bawah harga eceran tertinggi (HET).

"Kalau di pasar murah, beras SPHP kemasan lima kilogram dijual Rp58 ribu. Sedangkan harga di pasaran sekitar Rp65.500," ungkap Arief.

Ia menyampaikan saat ini stok beras di gudang Bulog Tanjungpinang sekitar 700 ton dan secara bertahap akan masuk lagi sekitar 1.000 ton. Dengan demikian, stok beras yang ada mampu bertahan hingga tiga bulan ke depan.

Baca juga: Bulog pastikan beras SPHP tetap laris di Bogor meski harga naik

Sementara itu  stok minyak goreng sekitar 7.000 liter, lalu gula pasir 30 ton, daging beku 900 kilogram, dan beras premium 8 ton.

"Khusus menjelang Idul Adha, stok pangan kita aman dan cukup, masyarakat tak perlu khawatir," demikian Arief.

Pewarta: Ogen
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024