Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup merosot di tengah pasar menunggu rilis data tenaga kerja atau Non-Farm Payroll (NFP) Amerika Serikat (AS) pada pekan ini.

Pada akhir perdagangan Rabu, kurs rupiah menurun 67 poin atau 0,41 persen menjadi Rp16.287 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.220 per dolar AS.

"Pelaku pasar menunggu data NFP AS, yang diperkirakan akan meningkat menjadi 185 ribu," kata ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

Selain itu, dunia akan melihat seberapa besar kemungkinan suku bunga acuan AS Fed Funds Rate (FFR) turun pada tahun ini.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu melemah ke level Rp16.282 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.220 per dolar AS.

Baca juga: BI perkirakan rupiah menguat ke Rp15.300 hingga Rp15.700 pada 2025

Baca juga: Rupiah berpotensi menguat dipengaruhi inflasi domestik yang rendah


Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan rata-rata nilai tukar rupiah diperkirakan akan menguat ke rentang Rp15.300 sampai 15.700 per dolar AS pada 2025.

"Kami memandang nilai rupiah ke depan akan lebih relatif lebih stabil dan tahun depan kisarannya Rp15.300 sampai dengan Rp15.700," kata Perry.

Untuk itu, Bank Indonesia terus berupaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di tengah gejolak global, termasuk melalui intervensi di pasar valas hingga pendalaman pasar uang melalui instrumen moneter seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Baca juga: Rupiah Rabu pagi turun 45 poin jadi Rp16.265 per dolar AS

Baca juga: Rupiah menguat di tengah menurunnya PMI manufaktur AS

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2024