Riyadh (ANTARA) - Mesir dan Inggris pada Selasa (4/6) menyerukan kepada Hamas dan Israel untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry dan Menlu Inggris David Cameron melalui telepon membicarakan usulan gencatan senjata Gaza serta pertukaran sandera yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden, kata Kementerian Luar Negeri Mesir melalui pernyataan.

Pada Jumat (31/5), Biden mengatakan Israel telah mengajukan kesepakatan tiga tahap yang akan mengakhiri permusuhan di Gaza dan menjamin pembebasan sandera yang ditawan di daerah kantong pesisir tersebut.

Rencana itu mencakup gencatan senjata, pertukaran sandera-tahanan, dan rekonstruksi Gaza.

Kedua menteri menegaskan kembali dukungan mereka pada upaya untuk mencapai gencatan senjata di Gaza serta mendesak Hamas dan Israel "untuk menyelesaikan perjanjian guna mengakhiri krisis kemanusiaan" di daerah itu, menurut pernyataan tersebut.

Shoukry menggarisbawahi dukungan Mesir pada upaya "untuk mengakhiri perang Israel di Gaza, menjamin akses penuh bagi bantuan kemanusiaan, penarikan penuh pasukan pendudukan Israel dari Jalur Gaza, dan pemulangan para pengungsi."

Dia juga menyampaikan kembali seruannya kepada Israel untuk menghentikan operasi militernya di Gaza, khususnya di Rafah, serta membuka semua penyeberangan antara Israel dan Gaza agar bantuan bisa masuk secara penuh.

Belum ada tanggapan resmi dari Israel atau Hamas atas usulan Biden, tetapi kelompok Palestina itu mengatakan mereka akan "merespons secara positif usulan apa pun yang mencakup gencatan senjata permanen dan penarikan penuh dari Jalur Gaza".

Hamas juga mengatakan pihaknya akan mendukung usulan menyangkut upaya rekonstruksi, pemulangan para pengungsi, dan penyelesaian kesepakatan pertukaran sandera secara komprehensif."

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (3/6) mengatakan bahwa dia "tidak siap untuk menghentikan" perang di Gaza.

Netanyau juga mengeklaim bahwa pernyataan Biden tentang usulan gencatan senjata "tidak akurat."

Mitra koalisi Netanyahu, yakni Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir serta Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, mengancam akan menggulingkan pemerintah jika Netanyahu menyetujui rencana gencatan senjata yang diumumkan Biden.

Negosiasi tak langsung antara Israel dan Hamas, yang dimediasi oleh AS, Qatar, dan Mesir, sejauh ini gagal menyepakati gencatan senjata permanen.

Israel melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, meski resolusi Dewan Keamanan PBB menuntut agar gencatan senjata segera diwujudkan.

Lebih dari 36.500 warga Palestina di Gaza, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, tewas, dan hampir 83 ribu lainnya luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Hampir delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan akses makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel di Mahkamah Internasional (ICJ) dituding melakukan genosida. 

ICJ melalui putusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum mereka diserang pada 6 Mei.

Sumber: Anadolu

Baca juga: EU desak Israel, Hamas terima proposal gencatan senjata Biden

Baca juga: Israel akan dukung kesepakatan dengan Hamas untuk bebaskan sandera


 

Mesir jatuhkan puluhan ton paket bantuan di Gaza


Pewarta: Katriana
Editor: Tia Mutiasari
COPYRIGHT © ANTARA 2024