Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marvest) mengembangkan kajian Indonesia Digital Ecosystem Assessment (IDEA) untuk menciptakan ekosistem digital di kawasan pesisir sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi biru.

"Kami percaya bahwa hasil kajian IDEA ini akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi pengembangan ekosistem digital di wilayah pesisir. Seiring dengan kemajuan kita, sangatlah penting untuk membina kemitraan kolaboratif antar-stakeholder untuk secara efektif memobilisasi sumber daya dan inovasi, seperti yang ditemukan dalam studi IDEA,” kata Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marvest Jodi Mahardi dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Dalam mengembangkan IDEA, Kemenko Marvest didukung Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Archipelagic and Island States (AIS) Forum, dan United Nations Development Programme (UNDP).

Jodi dalam gelaran Multi-Stakeholder Forum, menekankan pentingnya inisiatif seperti IDEA sebagai studi perintis untuk memahami dan meningkatkan lanskap digital perusahaan pesisir guna mendorong pertumbuhan berkelanjutan di sektor biru.

IDEA, kata Jodi, akan menjadi salah satu inisiatif penting terkait pengembangan ekosistem digital yang tidak hanya dapat diterapkan di Indonesia tetapi juga di negara-negara kepulauan lainnya. Hasil kajian IDEA diharapkan akan memainkan peran penting dalam mendorong transformasi digital dan pertumbuhan ekonomi biru di kawasan pesisir.

"Sebelum berinvestasi dalam program untuk meningkatkan keterampilan, pemberdayaan masyarakat, dan penyediaan infrastruktur digital, kajian ini dapat menjadi langkah awal untuk mengakselerasi pengembangan ekosistem di masyarakat terkait. Dengan memberdayakan masyarakat dalam keterampilan digital, kita dapat menciptakan budaya inovasi dan kewirausahaan dalam komunitas pesisir kita demi mendorong pertumbuhan ekonomi biru yang berkelanjutan,” kata dia.

Dimulai sejak 2023, IDEA diinisiasi karena kekhawatiran terhadap ekosistem digital di Indonesia pascapandemi, terutama dampaknya pada komunitas pesisir dan pengaruhnya terhadap perkembangan sosial-ekonomi di sekitarnya.

Kajian IDEA bertujuan untuk membantu mengatasi tantangan tersebut agar tepat sasaran dan mengetahui rekomendasi terbaik untuk optimalisasi dalam perbaikan ekosistem digital di kawasan pesisir. Selain itu, IDEA juga bertujuan untuk menciptakan perkembangan digitalisasi beserta fasilitasnya guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat pesisir.

IDEA diselenggarakan di lima wilayah di Indonesia, yakni Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Likupang (Sulawesi Utara), dan Mandalika (Nusa Tenggara Barat).

“Bersama inisiatif ini, kami berkomitmen untuk mengerti kebutuhan masyarakat di kawasan pesisir terkait ekosistem digital. IDEA akan sangat membantu kita untuk mengembangkan solusi inovatif secara inklusif dan tepat sasaran, mengingat potensi besar digitalisasi terhadap perkembangan kawasan pesisir,” kata Deputy Resident Representative UNDP Indonesia Sujala Pant.

Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste Mathew Downing mengatakan pihaknya menantikan berbagi temuan dari penelitian IDEA sehingga dapat memperluas kolaborasi dan menciptakan solusi yang lebih baik bagi semua pemangku kepentingan.

"Melalui proyek ini, jelas bahwa ada peluang besar untuk pertumbuhan dan inovasi. Dengan bekerja sama, kita dapat mengatasi tantangan dan peluang yang teridentifikasi dan menggunakan wawasan ini untuk mendorong tindakan kolektif, meningkatkan ekonomi digital di sektor ekonomi biru dan pariwisata Indonesia," ujar dia.

Baca juga: Menjaga ekosistem laut dan pesisir Indonesia dengan ekonomi biru
Baca juga: Bappenas sebut penerapan ekonomi biru harus berbasis sains
Baca juga: Bappenas sebut ekonomi biru dapat ciptakan 12 juta lapangan kerja baru

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2024