Jakarta (ANTARA) - Siloam Hospitals Agora memakai teknologi terkini Linear Accelerator (Linac) dan Catheterization Laboratory (Cathlab) untuk meningkatkan kualitas diagnosis dan pengobatan penyakit kritis, seperti kanker, penyakit jantung, dan gangguan saraf.
 
"Kami ingin memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat tentang pentingnya teknologi terkini dalam diagnosis sekaligus pengobatan sejumlah penyakit kritis," kata Direktur Rumah Sakit Siloam Hospitals Agora, Feronika Hardanti, dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
 
Linac merupakan teknologi mutakhir yang digunakan dalam radioterapi untuk mengobati kanker. Linac menghasilkan sinar X berenergi tinggi yang dapat membunuh sel kanker dengan presisi tinggi, sehingga memastikan terapi yang lebih efektif dan aman.
 
Sinar X Linac berasal dari sumber partikel elektron yang dipercepat dan ditabrakkan pada target logam berat, sehingga menghasilkan sinar X berenergi tinggi.
 
Radioterapi lebih umum atau sering digunakan untuk membunuh sel kanker, bisa juga digunakan untuk tumor jinak dengan pertimbangan tertentu. Misalnya yang lokasinya di organ vital seperti otak dan menimbulkan gejala yang mengganggu, contohnya schwannoma, meningioma atau yang telah mengalami kekambuhan berulang, contohnya keloid.
   
Sedangkan, Cathlab merupakan fasilitas medis yang menggunakan sinar X-Ray untuk menampilkan gambaran pembuluh darah dengan jelas dan berwarna pada berbagai organ tubuh.

Teknologi itu penting dalam membantu tenaga medis untuk mendiagnosis dan melakukan pengobatan penyakit jantung serta intervensi kardiovaskular lainnya.
 
Feronika menuturkan pemanfaatan dua teknologi tersebut bertujuan untuk memberikan akses pengobatan penyakit kritis ini menjadi lebih luas kepada masyarakat di Jakarta maupun di luar Jakarta.
 
Langkah ini sebagai bagian dari komitmen jangka panjang guna meningkatkan standar perawatan kesehatan di Indonesia dan menjawab kebutuhan terhadap kapasitas pelayanan bertaraf internasional.
 
"Ini adalah komitmen kami untuk memberikan akses dan perawatan berkualitas tinggi dengan fasilitas terbaik kepada pasien," kata Feronika.
 
Baca juga: Dokter sebut kesehatan mental pengaruhi proses pengobatan kanker
 
Jurnal akses terbuka British Medical Journal (BMJ) Oncology yang dirilis pada September 2023 menunjukkan kasus kanker baru pada usia di bawah 50 tahun mencapai 1,82 juta orang di dunia.

Angka itu meningkat 79 persen selama tiga dekade terakhir. Hal ini menunjukkan terjadinya pergeseran usia penderita kanker yang sebelumnya didominasi oleh pasien di atas usia 55 tahun menjadi di bawah 50 tahun.
 
Di Indonesia, kanker masih menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar dan menjadi penyebab kematian tertinggi kedua setelah penyakit kardiovaskular.
 
Lebih lanjut Feronika menyampaikan bahwa beberapa prosedur intervensional yang diperlukan dapat dilakukan dengan layanan Linac dan Cathlab, serta melakukan pemantauan secara berkala dan evaluasi respons terhadap pengobatan.

Baca juga: Dokter paparkan metode penyembuhan kanker darah dengan stem cell

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Triono Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2024