Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan Indonesia saat ini menjadi negara eksportir ikan hias terbesar kedua di dunia setelah Jepang.
 
“Ikan hias Indonesia saat ini sebagai negara eksportir itu menempati ranking kedua dunia setelah Jepang, jadi ini adalah satu capaian mungkin tiga sampai empat tahun yang lalu kita masih di lima besar kemudian secara konsisten naik tahun kemarin kita sudah mencapai kedua,” ujar Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Budi Sulistiyo dalam Bincang Bahari yang digelar di Jakarta, Kamis.
 
Budi menambahkan, nilai ekspor ikan hias pada 2023 mencapai 39,06 juta dolar AS atau tumbuh sebesar 7,2 persen dibandingkan dengan tahun 2022 yang tercatat sebesar 36,43 juta dolar AS, dengan pangsa pasar sebesar 11,1 persen. Sementara Jepang yang berada pada posisi pertama memiliki pangsa pasar sebesar 13,9 persen pada 2023.
 
Lebih lanjut, dalam pasar ikan hias dunia, pihaknya mencatat nilai ekonomi sebesar 350,5 juta dolar AS pada 2022 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 2,63 persen.
 
Adapun secara global, pasar ikan hias diwarnai dengan dominasi peminat ikan hias air tawar sebesar 77,4 persen dan ikan hias air laut sebesar 23 persen.
 
Ia juga mengungkapkan, negara pengimpor ikan hias terbanyak pada 2022 terdiri dari Amerika Serikat dengan nilai mencapai 91,7 juta dolar AS, Uni Eropa sebesar 89 juta dolar AS, disusul Asean sebesar 34,1 juta dolar AS, Tiongkok sebesar 23,4 juta dolar AS serta Britania Raya sebesar 23,3 juta dolar AS.
 
Dengan peluang pasar itu, Budi berharap Indonesia mampu merangsek naik ke ranking satu eksportir ikan hias global lewat penetapan tata kelola perikanan sehingga keberlanjutan ikan hias dapat terjaga.
 
Selain itu, mendorong agar ikan hias menjadi komoditas utama yang bisa diekspor lewat penetapan standard-standard seperti SNI.
 
“Saat ini sudah diterbitkan 13 SNI mutu dan penanganan ikan hias dan 9 SNI mutu dan penanganan tanaman ikan hias. Tadi kalau kita bicara ikan hias harus sudah berkembang sangat pesat 5-10 tahun terakhir,” jelasnya.
 
Dari sisi peningkatan daya saing, ia mengungkapkan, Indonesia mulai menerapkan indikasi geografis terhadap ikan hias atau untuk mendaftarkan dari mana ikan hias berasal sehingga mampu meningkatkan nilai ikan tersebut.
 
Hal lain yakni menggelar pameran salah satunya pameran ikan hias Nusatic 2024 yang akan digelar pada 7-9 Juni 2024 di ICE BSD sebagai ajang promosi ikan hias Indonesia.

Baca juga: KKP gelar IMAGO fair pertemukan pelaku usaha ikan hias dengan pasar
Baca juga: Lampung terus kembangkan potensi budidaya ikan hias
Baca juga: KKP ungkap ikan arwana sumbangkan devisa 8 juta dolar AS per tahun

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2024