Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kembali menggelar Indonesia Food Innovation (IFI) 2024, yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas bisnis dan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) sektor pangan.

“IFI 2024 diharapkan dapat dimanfaatkan para pelaku IKM untuk mendapat pembinaan dan pendampingan yang tepat dari para ahli, sehingga dapat mengakselerasi bisnis mereka,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin Reni Yanita dalam Kick Off IFI 2024, di Jakarta, Kamis.

Reni mengatakan bahwa program IFI menjadi penting untuk terus dilaksanakan, terlebih industri makanan dan minuman masih menjadi kontributor terbesar dalam sektor industri pengolahan nonmigas di Indonesia.

Pada triwulan I-2024, industri makanan dan minuman berperan sebesar 39,91 persen atau 6,47 persen dari total PDB nasional.

Nilai ekspor industri makanan pada April 2024 mencapai 2,71 miliar dolar AS, mencatatkan ekspor terbesar kedua setelah industri logam dasar. Sebagian besar dari nilai tersebut merupakan kontribusi dari industri kecil menengah makanan dan minuman yang berjumlah sekitar 1,7 juta unit usaha dan menyerap tenaga kerja hampir 3,6 juta orang.

Meskipun menjadi industri padat karya dan penting bagi pemberdayaan masyarakat, IKM makanan masih menghadapi berbagai hambatan, seperti keterbatasan modal, manajemen yang belum profesional, standar dan legalitas usaha yang belum terpenuhi, serta terbatasnya inovasi.

Pada sisi eksternal, IKM dihadapkan pada tantangan dalam menjalankan usahanya seperti ketidakpastian pasokan bahan baku, pesaing yang terus bertambah, dan ketidakpastian permintaan pasar yang fluktuatif.

Selain itu, mata rantai dan proses yang panjang membuat produk pangan menjadi kurang segar dan menyebabkan harga yang dijual kepada konsumen menjadi lebih tinggi.

“Untuk itu, para IKM perlu mempersiapkan diri berinovasi dengan membaca tren kebutuhan pasar, baik dalam negeri maupun ekspor,” kata Reni.

Reni menyampaikan bahwa Kemenperin melalui program Indonesia Food Innovation terus mendukung IKM makanan dan minuman untuk meningkatkan daya saing dan berinovasi.

IFI 2024 yang mengusung tema “Mempromosikan rantai pasokan yang berkelanjutan dan nilai tambah melalui inovasi untuk menjawab pasar yang dinamis" itu, diharapkan dapat menjadi salah satu jawaban dalam menghadapi tantangan yang dihadapi IKM makanan dan minuman.

Selama empat kali IFI dilaksanakan, jumlah pendaftar IFI mencapai 7.925 peserta. Sedangkan pada IFI 2023 terdapat 2.153 peserta yang ikut dalam seleksi dan sebanyak 20 peserta terpilih mendapatkan pembinaan intensif untuk meningkatkan skala usaha mereka.

Pembinaan tersebut difokuskan pada tiga aspek utama, yakni manajemen, legalitas, dan jejaring.

Program IFI 2024 masih sama seperti tahun sebelumnya yang akan menjaring peserta IKM pangan dari dua kategori, yaitu kategori produk antara untuk IKM pangan yang menghasilkan produk antara sebagai rantai suplai industri pangan, dan kategori produk jadi bagi IKM pangan yang menghasilkan produk olahan pangan untuk kebutuhan konsumen akhir.

Pendaftaran IFI 2024 dibuka pada 6 Juni-2 Agustus 2024. Persyaratan peserta IFI adalah mempunyai izin usaha (NIB), memiliki izin edar, umur industri 2-5 tahun dan merupakan kelompok industri kecil, serta memiliki omzet penjualan minimal Rp25 juta per bulan.

Sebanyak 40 IKM yang lolos akan mengikuti Food Camp selama kurang lebih satu bulan, sebelum kemudian dikurasi lagi menjadi 20 peserta terbaik untuk mendapatkan pelatihan selama enam bulan.
Baca juga: Kemenperin gelar IFI 2022, kembangkan wirausaha baru bidang pangan
Baca juga: Kemenperin: Indonesia Food Innovation akselerasi bisnis IKM pangan


Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2024