Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan industri makanan terutama makanan siap saji memiliki peluang besar untuk berkontribusi dalam mendukung program pemerintah dan meningkatkan perekonomian nasional.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin Reni Yanita, di Jakarta, Kamis, mengatakan industri kecil dan menengah (IKM) sektor pangan dapat memanfaatkan peluang tersebut, apalagi ada rencana pemerintah yang akan datang, yaitu program makan siang untuk anak sekolah dan pencegahan stunting.

Ada pula beberapa peluang lain yang dapat dimanfaatkan IKM lokal dalam mendukung pengadaan pemerintah, seperti penyediaan konsumsi untuk jamaah haji Indonesia, konsumsi untuk rumah sakit, lembaga pemasyarakatan, angkutan pelayaran, dan program tangguh bencana.

“Produk inovatif yang efisien dalam penanganan logistik dan umur simpan, seperti makanan siap saji dapat menjadi pilihan untuk mendukung pelaksanaan program tersebut,” kata Reni.

Reni menambahkan para pelaku usaha IKM dapat memanfaatkan komoditas agribisnis lokal sebagai bahan baku makanan siap saji, guna meningkatkan nilai tambah bagi petani dan pelaku usaha di daerah.

Menurut data Kemenperin, industri di Indonesia didominasi oleh IKM, dengan jumlah mencapai 4,1 juta dari total 4,2 juta unit usaha.

Kontribusi IKM dalam penyerapan tenaga kerja juga signifikan. Tenaga kerja di sektor industri didominasi oleh IKM, dengan 85,52 persen atau 9,8 juta orang dari total 15,1 juta tenaga kerja industri.

Lebih khusus lagi, IKM pangan merupakan subsektor yang paling dominan dalam IKM secara keseluruhan. Sekitar 39,7 persen IKM bergerak di bidang pangan, dan mereka mempekerjakan 36,5 persen dari total tenaga kerja IKM.

Untuk meningkatkan skala bisnis dan mendorong inovasi IKM pangan, Kemenperin menggelar program Indonesia Food Innovation (IFI) 2024. Program ini dilaksanakan untuk menjaring IKM inovatif dan mendorong para pelaku usaha mengembangkan produk inovatif sehingga dapat bertahan dalam situasi yang serba baru.

Program ini disebut telah membantu banyak IKM makanan dan minuman meningkatkan pengetahuan bisnis, keterampilan, dan pasar bisnis mereka.

Pada Mei 2024, Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka, juga telah menyelenggarakan kegiatan business matching yang mempertemukan 47 IKM pangan terpilih dengan 24 perusahaan retail.

Reni menyebut acara ini menghasilkan potensi transaksi senilai Rp33 miliar.

Sebanyak 26 dari IKM tersebut merupakan alumni program Indonesia Food Innovation.

IFI 2024 menjadi kesempatan bagi para pelaku IKM makanan dan minuman untuk mendapatkan pembinaan dan pendampingan dari para ahli untuk belajar berbagai aspek bisnis, seperti manajemen, produksi, pemasaran, dan legalitas.

Tujuannya adalah mengakselerasi bisnis mereka agar menjadi IKM modern yang diminati konsumen, menguntungkan, dan berkelanjutan.
Baca juga: Kemenperin siap berikan insentif restrukturisasi mesin industri mamin
Baca juga: Kemenperin gelar bazar lebaran dukung pertumbuhan industri mamin


Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2024