Jakarta (ANTARA) - Level pemanasan global pada 2023 memperlihatkan peningkatan menjadi 1,43 derajat Celcius dari suhu pra-industrialisasi atau periode 1880-1990, menurut laporan kedua Indicators of Global Climate Change (IGCC).

Menurut laporan yang dikutip dari Jakarta, Kamis, aktivitas manusia menyumbang 1,31 derajat Celcius dari total peningkatan suhu yang terjadi, menunjukkan bahwa variabilitas iklim alami, secara khusus El Nino, berperan dalam suhu 2023.

"Analisis kami menunjukkan bahwa tingkat pemanasan global yang disebabkan oleh tindakan manusia terus meningkat selama setahun terakhir, meskipun tindakan iklim telah memperlambat kenaikan emisi gas rumah kaca. Suhu global masih menuju ke arah yang salah dan lebih cepat dari sebelumnya," ujar Direktur Priestley Centre for Climate Futures Univesitas Leeeds Profesor Piers Forster dalam keterangannya.

Dia menjelaskan pemanasan yang disebabkan oleh manusia meningkat 1,19 derajat Celcius dalam satu dekade terakhir atau rata-rata periode 2014-2023, dibandingkan 1,14 derajat Celcius yang tercatat dalam rata-rata periode 2013-2022.

Laporan yang dikoordinasikan oleh Universitas Leeds Inggris dan keluar pada awal Juni itu juga memperlihatkan sisa anggaran karbon yang tersisa, atau seberapa banyak emisi yang dapat dihasilkan sebelum mencapai peningkatan suhu 1,5 derajat Celcius, hanya berada di kisaran 200 gigaton atau setara dengan emisi selama lima tahun.

Sebelumnya pada 2020, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) telah menghitung anggaran karbon yang tersisa sebelum mencapai 1,5 derajat Celcius adalah sekitar 500 gigaton. Sejak keluar laporan tersebut, emisi karbon dioksida tetap terjadi dan pemanasan global terus berlanjut.

Laporan itu juga mengemukakan bahwa rekor emisi gas rumah kaca tahunan yang tinggi untuk periode 2013-2023 yaitu 53 gigaton karbon dioksida. Selain itu, konsentrasi global dari karbon dioksida, metana dan diinitrogen oksida sudah meningkat sejak 2019.

Baca juga: BMKG paparkan penyebab kenaikan suhu signifikan di Jakarta

Baca juga: Pemanasan global picu fenomena pemutihan karang global yang keempat


Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Riza Mulyadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024