Kunming (ANTARA) - Bank Plasma Nutfah Spesies Liar (Germplasm Bank of Wild Species) di Provinsi Yunnan, China barat daya, yang merupakan bank plasma nutfah terbesar di Asia, telah melestarikan lebih dari 11.000 jenis benih tanaman liar, demikian menurut Institut Botani Kunming yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS).

Hingga akhir 2023, bank benih tersebut telah melestarikan lebih dari 94.000 benih tanaman dari 11.000 lebih spesies dan menampung benih lebih dari sepertiga tanaman liar di China, tutur Cai Jie, direktur pusat pengumpulan plasma nutfah di bank benih tersebut, kepada Xinhua pada Rabu (5/6).

Mengingat bahwa gen sebagian besar tanaman terkandung dalam benihnya, sumber daya plasma nutfah menjadi pembawa informasi genetik tanaman. Bank benih merupakan fasilitas terpenting untuk melestarikan sumber daya tersebut.

Didirikan pada 2007, bank benih yang terafiliasi dengan institut CAS itu mencakup kumpulan benih, bank DNA, bank mikroba, bank sumber daya plasma nutfah hewan, dan sektor-sektor lainnya.

Dijuluki sebagai "Bahtera Nuh" tanaman di China, fasilitas ini merupakan fasilitas penelitian dan pelestarian komprehensif terkemuka untuk plasma nutfah tanaman langka dan terancam punah di seluruh dunia dan merupakan kumpulan plasma nutfah satwa liar terbesar di Asia.

Cai mengatakan bahwa selain secara efektif melestarikan benih tanaman liar, bahan jaringan tanaman, DNA tanaman, jamur besar, galur mikroba, dan sumber daya genetik hewan, bank plasma nutfah ini juga memiliki basis data sumber daya genetik yang canggih dan sistem pengelolaan pertukaran informasi, serta sebuah platform riset dan sistem teknologi yang mengintegrasikan pendeteksian gen fungsional, kloning, dan validasi.

Selain itu, bank plasma nutfah ini telah membangun platform identifikasi dan basis data barcode DNA tanaman terbesar di China. Berdasarkan teknologi pemberian barcode DNA, bank tersebut menemukan spesies tersembunyi dan baru dalam berbagai takson, seperti tampinur (yew) China, salamander raksasa China, dan ular, papar Cai.

Temuan-temuan ini memberikan landasan krusial untuk menjaga ketahanan hayati nasional serta berkontribusi pada konservasi keanekaragaman hayati dan pemanfaatan berkelanjutan di China, imbuhnya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2024