Jakarta (ANTARA News) - Mark Pavidis (34) dari Amerika Serikat (AS) tampil sebagai juara Kejuaraan Dunia Mobil Kontrol (IFMAR) 1/8 Scale Buggy Offroad 2006 yang berlangsung di Sirkuit Remote Control (RC) Ancol, Jakarta Utara, Minggu, sedangkan John Agus dari Indonesia berada di urutan ke-43 dari 150 peserta. Dalam final yang diikuti 10 peserta pada Minggu petang, penonton yang memadati tribun serta tepi pagar trek dapat menyaksikan Mark Pavidis yang mengendalikan mobil Kyosho MP777 SP2/OS tampil paling cepat di lintasan sepanjang 480 meter, setelah melaju 52 putaran membutukan waktu satu jam 32,133 detik. Para pembalap yang tampil di final diberi kesempatan melaju dengan batas waktu satu jam (pada babak sebelumnya 10 menit dan 20 menit), sehingga strategi pit-stop amat memegang peranan, karena pembalap harus jeli kapan memasukkan mobil mini itu ke pit-lane untuk pengirisan bahan bakar. John Agus, Ketua Harian Asosiasi Radio Model Indonesia (ARMI) yang memboyong sirkuit dunia itu ke Ancol, kandas pada babak 1/8 B pada Minggu siang, karena kendaraannya yang sejenis dimiliki Pavidis kehabisan bahan bakar pada satu putaran terakhir menjelang finis babak lomba 20 menit itu. "Kita tidak menyangka kendaraan itu mengalami masalah dengan bahan bakarnya, sehingga mesinnya mati menjelang finis," kata John, yang sempat memimpin pada empat putaran awal, kendati bersaing dengan juara dunia 2002 dari Jepang, Yuuchi Kanai, yang berada di urutan kedua babak penyisihan itu. John, mantan pereli dan pegokart nasional yang sudah beberapa kali mengikuti kejuaraan dunia mobil kontrol di Eropa dan AS, menyebutkan bahwa kekalahannya itu bisa saja lantaran faktor teknis atau pun faktor keberuntungan belum berpihak. "Mungkin juga strategi kita kurang tepat, karena strategi memegang peranan dalam lomba ini," kata John, yang sempat menembus urutan ke-32 pada babak keenam (round 6), Jumat. Lomba itu sendiri didahului dengan babak penyisihan yang berlangsung seminggu. Sedangkan, Tim Manajer Indonesia, Sutekno Salim, mengatakan bahwa perlombaan radio kontrol itu memang "unik" karena teknologinya terus berkembang. "Panas menyengat di Ancol bisa saja mempengaruhi mesin dan bahan bakar, sehingga hal itu berpengaruh kepada momentum pit-stop, sampai akhirnya berpengaruh kepada pembalap," kata Sutekno yang sudah berkecimpung di dunia radio kontrol sejak penghujung tahun 1960-an. Mark Pavidis usai lomba mengatakan, tidak memiliki strategi khusus dalam memenangi perlombaan melelahkan itu. "Hasil perlombaan ditentukan kerja sama tim serta kerja keras selama ini," kata Mark, pebalap mobil kontrol bertubuh gemuk yang selama ini baru mampu melaju ke putaran final. Sementara itu, juara dunia 2004, Vray Guillaume (28), dari Perancis yang mengendalikan Mugen MBX5 dan berada di urutan ketiga setelah pembalap AS, Scott Hughes, mengakui kehebatan Mark yang tampil amat taktis. "Saya merasa kurang bagus pada start dan kendati sempat melaju ke depan tetapi akhirnya terseok di belakang Mark," tambahnya. Hasil lomba final: 1. Mark Pavidis AS Kyosho MP777 SP2/OS 1:00:32.133 (60 putaran) 2. Scott Hughes AS Mugen MBX5 R 1:00:40. 420 (60) 3. Vray Guillaume Perancis Mugen MBX5 1:00:49. 327 (60) 4. Chad Bradley AS Jammin X1CR 1:00:19. 626 (59) 5. Linus Thern Swedia Kyosho MP777 1:00:38.312 (59) 6. Yannick Aigon Perancis Xray XB8 1:00:47. 410 (59) 7. Jeremy Kortz AS Hobao Hyper 1:00:11. 977 (58) 8. Bobby Tillman AS Mugen MBX5R 1:00:13. 633 (57) 9. Greg Degani AS Hobao Hyper 41:33.691 (41) 10.Jon Hazlewood Inggris Xray Recab 44:06.444 (40) 43. John Agus Indonesia Kyosho MP777SP2 babak 1/8 B 46 Stanley Wangsanegara Indonesia Xray/Max babak 1/8. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006