Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo menunjuk pemuda asal Palu, Sulawesi Tengah Adsan (34) menjadi Asisten Deputi Kepeloporan Pemuda sebagai langkah memberikan kesempatan bagi anak muda mengisi lini strategis dalam pengembangan pemuda.

"Jika kita ingin mengembangkan pemuda, maka kita harus menunjuk pemuda untuk mengisi pos tersebut. Karena pemuda pasti mengetahui apa kebutuhan dan selera dari pemuda, jadi kolaborasinya semakin asyik," ujar Dito dalam siaran pers Kemenpora yang diterima di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, dengan menjadi pejabat asisten deputi termuda di Kemepora, Adsan bisa membawa semangat muda untuk bekerja mengurusi program pengembangan kepemudaan yang menjadi salah satu prioritas Kemenpora.

Adsan yang lahir di Palu pada 11 Mei 1990, menjabat Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah. Dia aktif dalam organisasi pemuda sebagai Sekretaris Pemuda Pancasila dan kepala bidang dalam KNPI, maupun sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) di Kabupaten Buol.

Adsan mengatakan, dirinya saat ini masih memiliki semangat muda yang mendorongnya untuk terus bertindak dengan cepat. “Anak muda, semangat, penuh inovasi, memiliki daya tarik tinggi, suka sesuatu yang cepat," ujarnya.

Semangat tersebut, kata dia, terapkan dalam birokrasi melalui perannya sebagai Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Buol.

"Bagaimana setiap hari bersentuhan dengan masyarakat, bagaimana pelayanan birokrasi ini harus sangat cepat,” katanya.

Adsan mengatakan, dirinya yang dipercaya sebagai asisten deputi di Kemenpora menjadi tantangan tersendiri karena Kemenpora saat ini dipimpin oleh Dito Ariotedjo yang berusia muda, 33 tahun.
​​​​​​
"Mas Menteri sangat muda dan insyaallah saya asisten deputi muda. Kita optimalkan layanan kepemudaan di Indonesia,” katanya.

Adsan menambahkan, dirinya memberi fokus pada pengembangan pemuda untuk menuju Indonesia Emas 2045 yang harus disiapkan dari saat ini.

“Kebijakan pelayanan kepemudaan, harus disiapkan dari sekarang sehingga anak-anak kita siap kerja. Apalagi bonus demografi diperkirakan di 2030. Bonus demografi ini adalah angka produktif kerja karena dia punya keterampilan bagus,” ucapnya.

 

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Hernawan Wahyudono
COPYRIGHT © ANTARA 2024