Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa gempa bumi yang mengguncang Nusa Tenggara Barat dan Bali, Kamis malam, dipicu oleh adanya aktivitas sesar dasar aktif dasar laut daerah setempat.

"Gempa dangkal akibat submarine active fault, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan pergerakan geser naik atau oblique thrust," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Kamis.

Meski demikian, ia memastikan gempa bermagnitudo 5,1 tersebut tidak menimbulkan potensi tsunami.

Tim Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG melaporkan gempa berkekuatan 5,1 magnitudo itu mengguncang Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis malam sekitar pukul 20:15 WIB.

Gempa tersebut terletak di laut dengan koordinat 9,22° LS ; 116,94° BT berjarak 52 kilometer arah Tenggara Sumba Barat, pada ke dalaman 10 kilometer.

Selain Sumba Barat dan sekitarnya, getaran gempa juga dirasakan beberapa saat oleh warga di Kota Gianyar, Badung, dan Denpasar (Bali) dengan skala intensitas III MMI.

Walaupun tidak berpotensi tsunami namun BMKG ​​​​​ mengimbau masyarakat tetap tenang seraya meningkatkan kewaspadaan adanya gempa susulan. Terkhusus pula mengharapkan warga tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sampai hasil analisa peristiwa menyeluruh dilaporkan oleh BMKG.

​​​​​​Hasil analisa tersebut biasa didapatkan masyarakat dengan cara mengakses aplikasi daring InfoBMKG, media sosial infoBMKG, atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.

"Pastikan bangunan tahan dari gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," kata Daryono.

Baca juga: Gempa 5,1 magnitudo guncang  Sumba Barat NTB
Baca juga: BMKG: Deformasi batuan picu gempa Maluku Utara, tak berpotensi tsunami
Baca juga: BMKG nyatakan guncangan gempa Nias Selatan tidak berpotensi tsunami

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Indra Gultom
COPYRIGHT © ANTARA 2024