Moskow (ANTARA) - Uni Eropa mendesak Lebanon untuk menghentikan Hizbullah berkontribusi terhadap eskalasi di Timur Tengah, kata juru bicara ketua UE untuk urusan luar negeri Peter Stano pada Kamis.

Stano mengatakan, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menjamu Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib di Brussels pekan lalu untuk membahas perang Israel-Hamas.

Borrell dan sejumlah pejabat Uni Eropa lainnya meminta diplomat tinggi Lebanon itu untuk mengatasi bentrokan lintas batas antara Israel dan kelompok Hizbullah.

"Mereka semua terus menyampaikan pesan bahwa di satu sisi kami bersama Lebanon dan masyarakat Libanon dalam menghadapi tantangan saat ini, seperti ekonomi, keamanan sosial, dan seterusnya, serta di sisi lain kami meminta dengan tegas kepada Hizbullah sebagai pasukan bersenjata penting di Libanon agar tidak menambah eskalasi," kata Stano kepada wartawan di Brussels.

Israel dan Hizbullah, yang mendukung gerakan Palestina Hamas, saling baku tembak hampir setiap hari sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober dan serangan Israel terhadap Gaza.

Pertempuran semakin intensif dalam beberapa hari terakhir. Hizbullah mengirim drone peledak ke Israel utara pada Rabu (5/6) yang melukai delapan tentara Israel.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa militer Israel siap melakukan “tindakan yang sangat intens” di utara untuk memulihkan keamanan di sana “dengan satu atau lain cara.”

Sementara, Kepala staf militer Israel Herzi Halevi mengatakan tentara siap melancarkan serangan di utara dan sudah mendekati titik pengambilan keputusan.

Sumber: Sputnik

Baca juga: Lebanon sebut tidak menerima ancaman Israel akan menyerang
Baca juga: Netanyahu: Israel siap lancarkan "aksi besar" di perbatasan Lebanon

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2024