PBB (ANTARA) - Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations General Assembly (UNGA) pada Kamis (6/6) memilih mantan perdana menteri (PM) Kamerun Philemon Yang sebagai presiden sesi ke-79 UNGA.

Yang akan menggantikan presiden sesi ke-78 UNGA, Denis Francis dari Trinidad dan Tobago, ketika sidang UNGA ke-79 dibuka pada 10 September mendatang di markas besar PBB di New York.

"Di luar perbedaan dan keragaman kita, kita harus bertindak bersama untuk mendorong perdamaian, memastikan bahwa tidak ada peperangan, mencegah bencana dalam semangat persatuan," kata Yang setelah terpilih.

"Mari kita bertindak demi pembangunan berkelanjutan, kemakmuran bersama, keselarasan dengan alam, sebuah lingkungan di mana sumber daya yang melimpah dapat dan harus dikonsumsi secara bijaksana dan layak, dengan mempertimbangkan langkah-langkah perbaikan dan transisi guna memastikan bahwa generasi saat ini dan generasi yang akan datang dapat terus memperoleh manfaat darinya, menaikkan martabat manusia di mana pun dan untuk semua orang di semua negara, bekerja untuk kebebasan yang lebih besar," ujarnya.

Presiden terpilih itu menyerukan kepada masyarakat internasional untuk "memperkuat multilateralisme," menekankan bahwa hal tersebut merupakan dasar dari prinsip-prinsip dan Piagam PBB.

"Selama saya menjabat, saya berkomitmen untuk mengikuti semangat ini, mematuhi sumpah yang saya ambil, berkomitmen untuk sepenuhnya hadir memberikan dukungan bagi semua negara anggota dan mitra lainnya," sebut Yang.

Lahir pada Juni 1947, Yang menjabat sebagai PM Kamerun pada periode 2009 hingga 2019. Sejak 2020, dia menjabat sebagai Kanselir Utama Ordo Nasional di Kepresidenan Republik Kamerun.

Yang menjabat sebagai Komisaris Tinggi Kamerun untuk Kanada antara tahun 1984 dan 2004, dan telah menjabat sebagai ketua Panel of Eminent Africans di Uni Afrika sejak Februari 2020.

Setelah Uganda (2014) dan Nigeria (2019), Kamerun menjadi negara Afrika ke-13 yang memiliki perwakilan yang diangkat sebagai presiden Majelis Umum PBB. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
COPYRIGHT © ANTARA 2024