Labuan Bajo (ANTARA) - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo mengapresiasi penyelenggaraan Komodo Travel Mart (KTM) kelima tahun 2024 di Labuan Bajo yang dinilai semakin mengembangkan sektor pariwisata di Nusa Tenggara Timur (NTT).
 
"Saya kira ini ada bentuk yang konkret dan tentunya kami dari Menparekraf dan juga pemerintah daerah akan mendukung semua upaya untuk mengembangkan pariwisata di NTT," kata Angela dalam kegiatan KTM kelima, di Labuan Bajo, Jumat.
 
KTM kelima tahun 2024 itu dihadiri sebanyak 121 buyer dari dalam maupun luar negeri yang berasal dari Jerman dan Malaysia. Para tour operator itu dipertemukan dengan sebanyak 62 seller atau pelaku pariwisata di Labuan Bajo dan daerah lainnya di NTT.
 
"Kita berharap kegiatan bisa dilakukan setiap tahun, terakhir 2017, kita berharap tidak ada jeda lagi setiap tahun bisa dilakukan dan saya yakin kita semua setuju," katanya pula.
 
Wamenparekraf menegaskan Labuan Bajo yang ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) merupakan satu strategi pengembangan pariwisata Indonesia.
 
Sejak Presiden Joko Widodo mencanangkan hal tersebut, ujar dia lagi, kucuran dana dari APBN serta program pemerintah pusat diarahkan ke Labuan Bajo, sehingga berbagai infrastruktur dan berbagai penataan telah dilakukan pemerintah.
 
"Dan berbagai kegiatan telah diarahkan termasuk event, seperti kita tahu kemarin ada ASEAN Summit dimana berbagai kepala negara hadir dan itu mendukung promosi Labuan Bajo dan sekitarnya," katanya lagi.
 
Ia juga menjelaskan pemerintah terus berupaya untuk terus mendorong peningkatan kualitas para pelaku pariwisata dan investasi di Labuan Bajo dan sekitarnya untuk semakin memperkuat ekosistem pariwisata di DPSP Labuan Bajo.
 
Ketua Panitia KTM kelima Oyan Kristian mengatakan kegiatan KTM merupakan kegiatan yang diinisiasi para pelaku pariwisata untuk mempromosikan destinasi pariwisata di NTT.
 
Dalam bisnis forum dan table top di KTM, kata dia pula, dirancang untuk mempertemukan antara pelaku industri pariwisata daerah pelaksana (seller) dengan pelaku industri pariwisata daerah tujuan (buyer).
 
Ia menjelaskan sebagai seller pelaku usaha pariwisata seperti penyedia jasa akomodasi, tour agent/tour operator, penyedia jasa suvenir dan semua stakeholder yang berkaitan dengan bisnis pariwisata menjual produknya untuk dibeli para buyer.
 
"Para buyer ini merupakan tour agent/tour operator yang datang dari seluruh Indonesia dan luar negeri, ini merupakan event proses negosiasi antarbisnis (business to business/B to B) dimana pelaku wisata langsung bertemu tour agent/tour, ada dua sesi, pertama kami jual destinasi dan kedua produk kami," katanya pula.
Baca juga: Sandiaga Uno sebut Pulau Flores NTT memiliki potensi pariwisata religi
Baca juga: Pemkab Flores Timur promosikan wisata daerah lewat Festival Bale Nagi

Pewarta: Gecio Viana
Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2024