Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) berkolaborasi dengan Institut Pertanian Bogor (IPB University) mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk operasional pabrik barunya di Fakfak, Papua Barat, melalui program Sekolah Pemberdayaan Rakyat (SPR).

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, Sekretaris Perusahaan Pupuk Kaltim Teguh Ismartono menyatakan bahwa 48 peserta asal Fakfak telah lulus dari program tersebut dalam acara wisuda yang digelar di Gedung Start Up Center LKST IPB University, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/6).

“Momen wisuda ini merupakan awal dari perjalanan baru bagi para peserta, sebagai pionir perubahan di kampung maupun distrik masing-masing,” ujar Teguh Ismartono.

Ia mengatakan bahwa program yang dideklarasikan pada 22 Juni 2023 tersebut bertujuan untuk memberdayakan masyarakat Fakfak lewat pencarian potensi dan pengembangan SDM.

Dengan menggandeng IPB University, program yang dilaksanakan di Kampung Fior, Kampung Kinam, Distrik Bomberay, dan Distrik Tomage tersebut telah menghasilkan beberapa unit sekolah, yakni Sekolah Peternakan Rakyat, Sekolah Pertanian Rakyat, dan Sekolah Perkebunan Rakyat.

“Dengan pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan, kami yakin para wisudawan akan mampu memberikan kontribusi nyata dalam memajukan sektor peternakan, pertanian dan perkebunan di Fakfak, Papua Barat,” kata Teguh.

Ia berharap para wisudawan dapat terus bersemangat dalam belajar, berkembang, berinovasi, dan berbagi ilmu dan menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung mereka mewujudkan masa depan yang lebih baik.

Pj Gubernur Papua Barat Ali Baham Temongmere mengapresiasi dukungan Pupuk Kaltim dan IPB University untuk pemberdayaan masyarakat di provinsi tersebut.

Menurutnya, wilayah Papua Barat memiliki potensi alam yang besar, terutama sumber daya lahan dan perairan serta keanekaragaman hayati dan komunitas lokal sebagai modal dalam pengembangan sektor pertanian.

Namun, potensi tersebut belum bisa dimanfaatkan secara optimal karena keterampilan dan pengetahuan SDM yang ada masih perlu ditingkatkan.

“Saya berharap petani, peternak dan semua yang sudah mengikuti pendidikan SPR ini benar-benar menjadi role model, agent of change, untuk memecahkan permasalahan pertanian dan peternakan di Indonesia dan khususnya Papua Barat,” ucapnya.

Salah satu wisudawan, Alidin Patiran, menyampaikan bahwa ia bersyukur karena telah melewati proses pendidikan dengan baik dengan dukungan Pupuk Kaltim dan IPB University.

Ia mengatakan bahwa awalnya para peserta program merupakan petani mandiri yang belum mengerti cara membangun bisnis bersama-sama.

“Selama enam bulan kami mengalami banyak perubahan, kami diajarkan berbagai pola pikir bisnis, diberikan ilmu secara berkelanjutan. Awalnya tidak mengenal satu sama lain, menjadi mengenal satu sama lain dan Insyaallah menjadi rekan pengusaha yang sukses,” tuturnya.

Pupuk Kaltim telah menginisiasi rencana pembangunan pabrik baru di Fakfak, Papua Barat, yang berstatus Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagai upaya pemerintah dan komitmen perseroan mendukung produktivitas pertanian dan menjaga ketahanan pangan nasional.

Selain itu, kehadiran pabrik tersebut di Kawasan Industri Terpadu Fakfak diproyeksikan dapat memberi kontribusi positif pada peningkatan ekonomi di wilayah timur Indonesia serta pemberdayaan masyarakat setempat.

Dengan kapasitas produksi pupuk urea sebesar 1,15 juta ton per tahun dan amonia sebanyak 825 ribu ton per tahun, pabrik tersebut ditargetkan untuk memenuhi 70-80 persen atau 4,5-5 juta ton kebutuhan nasional saat beroperasi penuh 5 tahun mendatang.

Baca juga: Kemenperin-Pupuk Kaltim buat program vokasi pacu kualitas SDM
Baca juga: Papua Barat hitung PNBP hasil hutan kayu dalam kawasan pabrik pupuk
Baca juga: Papua Barat siapkan lahan 2 ribu hektare untuk pabrik pupuk di Fakfak


Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2024