Sejak Yue Kiln yang paling awal diketahui muncul pada akhir periode Dinasti Han Timur (25-220), produk khas tungku pembakaran itu mengalami perkembangan pesat selama sekitar satu milenium.
Warna hijau pucat dan kesederhanaan barang-barang seladon Yue-Kiln kuno membuatnya bernilai tinggi dibandingkan seladon kontemporer. Seladon Yue-Kiln kuno dipandang laksana perbukitan hijau dan batu giok.
Setelah masa kejayaannya pada abad ketujuh hingga ke-13, seladon Yue-Kiln mulai mengalami kemunduran, kemudian tenggelam selama hampir sembilan abad.
Kebangkitan kembali kejayaan masa lalu seladon Yue-Kiln tampak mustahil hingga baru-baru ini, ketika pemerintah dan institut kebudayaan setempat memberikan dukungan kepada beberapa replika tungku pembakaran seladon kuno.
Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
COPYRIGHT © ANTARA 2024