Kupang (ANTARA) - PT PLN (Persero) mengingatkan masyarakat untuk melakukan langkah mitigasi bencana kelistrikan sebagai bentuk kewaspadaan terhadap potensi bahaya angin kencang saat ini di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

"PLN mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya angin kencang yang dapat mengganggu jaringan listrik dan membahayakan keselamatan," kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT I Gede Sindu Putra, di Kupang, Sabtu.

Sebagaimana prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah NTT berada pada musim kemarau dan sebagian wilayah mengalami angin kencang. Ada beberapa wilayah di Pulau Flores sedang mengalami hujan deras hingga terjadi longsor.

Saat terjadi angin kencang dan hujan deras, PLN NTT meminta masyarakat untuk menghindari lokasi berbahaya seperti menjauhi tiang listrik, pohon tinggi, dan papan reklame yang berpotensi roboh akibat angin kencang.

Selanjutnya untuk mengantisipasi gangguan kelistrikan di rumah, PLN meminta masyarakat untuk segera mematikan Miniatur Circuit Breaker (MCB) jika terjadi genangan air atau percikan api akibat gangguan jaringan listrik.

Lalu, warga harus mencabut semua peralatan elektronik yang masih tersambung dengan setop kontak untuk menghindari kerusakan akibat korsleting.

"Segera laporkan gangguan jaringan listrik kepada PLN," kata dia lagi.

Lebih lanjut PLN menyarankan masyarakat untuk menebang pohon yang berpotensi mengenai jaringan listrik.

Untuk pemotongan pohon yang aman, warga dapat berkoordinasi dengan pihak PLN.

Sindu mengatakan PLN NTT melakukan berbagai upaya untuk menjaga keandalan pasokan listrik di tengah kondisi angin kencang yang berpotensi merobohkan tiang listrik.

Upaya pencegahan telah dilakukan lewat inspeksi dan pemeliharaan jaringan secara berkala, lalu pemangkasan pohon di sekitar jaringan listrik, serta penggantian tiang listrik yang sudah tua atau rapuh dengan tiang yang lebih kuat dan tahan angin.

"PLN juga memasang peralatan pengaman seperti Recloser dan Fuse Cut Out (FCO) untuk meminimalisir dampak gangguan akibat pohon tumbang atau robohnya tiang listrik," ujar Sindu.
Baca juga: PLN NTT laporkan penggunaan biomassa PLTU Bolok capai 900 persen
Baca juga: PLN NTT promosikan sejumlah UMKM binaannya di Sabu Raijua

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2024