Wenzhou (ANTARA) - "Kami berkomitmen untuk menjadi model kerja sama pendidikan China-AS," kata Lamont Repollet, Presiden Kean University di Amerika Serikat (AS), kepada Xinhua di Kota Wenzhou, China timur.

Repollet mengunjungi Wenzhou untuk menghadiri upacara wisuda Wenzhou-Kean University (WKU), sebuah proyek persahabatan provinsi-negara bagian internasional yang didirikan bersama oleh Wenzhou University di Provinsi Zhejiang, China, dan Kean University di Negara Bagian New Jersey, AS.

Sejak didirikan pada 2014, WKU telah melakukan pertukaran lebih dari 1.700 mahasiswa dengan Kean University, memberikan kesempatan kepada kaum muda dari kedua belah pihak untuk mengeksplorasi perbedaan budaya, mendobrak ruang lingkup masing-masing, dan membangun persahabatan bilateral.

"Ketika anda berada di dalam ruang lingkup anda sendiri, anda tidak benar-benar memahami budayanya. Ketika anda mulai memahami budayanya, Anda mulai menghargai masyarakatnya," ujar Repollet.

Pada 2006, Xi Jinping, yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Komite Provinsi Zhejiang Partai Komunis China, menyaksikan upacara penandatanganan kerja sama China-AS dalam mendirikan WKU, dan memfasilitasi persiapannya.

Pada 1981, Provinsi Zhejiang membentuk hubungan provinsi-negara bagian kembar dengan New Jersey, dan pendahulu Wenzhou University, Wenzhou Normal College, telah melakukan pertukaran dan kerja sama jangka panjang dengan Kean University di AS.

Baru-baru ini, Repollet menulis surat kepada Presiden China Xi Jinping untuk menjelaskan situasi dan pencapaian pendidikan kerja sama, serta menyuarakan kesiapannya untuk secara aktif mempromosikan komunikasi antara generasi muda China dan AS. Dan di luar dugaannya, Xi menjawab surat tersebut.

Dalam surat balasannya, Xi memuji universitas tersebut sebagai proyek penting dalam kerja sama pendidikan bilateral dan mendorong lebih banyak lagi mahasiswa AS datang ke China untuk bertukar pengalaman dan menimba ilmu.

Pertukaran dan kerja sama pendidikan China-AS, merupakan proyek untuk masa depan hubungan bilateral, membantu mempromosikan sikap saling memahami dan persahabatan antara kedua bangsa, terutama antara kaum muda kedua negara, tulis Xi.

Repollet mengatakan bahwa dirinya sangat senang mendengar pernyataan dari Xi dan berjanji akan melakukan lebih banyak hal untuk mempromosikan pertukaran antara kaum muda dari kedua negara.

"Ketika kita mulai memahami dan menghargai budaya lain, kita mulai mengecilkan perbedaan di antara kita."

Di surat balasannya, Xi juga mengirimkan salam untuk Dawood Farahi, mantan presiden Kean University yang memprakarsai rencana pendirian WKU.

"Ini merupakan momen yang ingin saya rayakan bersamanya (Farahi). Darah, keringat, dan air mata yang dia curahkan untuk proyek ini telah menjadi fondasinya."

Menyebut pernyataan Xi dalam surat tersebut sebagai suatu "kehormatan,", Farahi mengingat pertemuannya dengan Xi pada 2006 sebelum upacara penandatanganan itu, ketika "visi Xi mendefinisikan dan memperluas cakupan dari apa yang akan kami lakukan."
 
Pelajar Tiongkok dan Amerika berpose untuk berfoto di Kebun Binatang Shijiazhuang di Shijiazhuang, Provinsi Hebei, Tiongkok utara, 21 April 2024. (Xinhua/Liu Zunshuan)


"Tidak ada perbedaan antara impian orang tua Amerika dan orang tua China dalam hal apa yang mereka inginkan untuk anak-anak mereka, yaitu kesempatan yang lebih baik dari yang mereka dapatkan," kata Farahi kepada Xinhua dalam sebuah wawancara tertulis

Menurutnya, Pendidikan tinggi merupakan salah satu sarana yang memungkinkan mereka untuk mencapai impian tersebut. Hal ini juga penting bagi kedua masyarakat untuk dapat saling memahami, bekerja sama, dan berkolaborasi.

Ketika mengingat kembali pengalamannya selama satu setengah tahun sebagai mahasiswa pertukaran pelajar di Kean University, Zhang Ying, yang akan lulus pada musim panas tahun ini, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas sambutan hangat dan dukungan yang diterimanya dari para dosen dan rekan-rekan sekelasnya, seraya mengatakan bahwa hal tersebut telah membantunya mengatasi kegelisahannya terkait budaya dan masyarakat asing.

"Mulai musim gugur ini, saya akan menempuh pendidikan S2 di AS. Saya berharap dapat menjadi duta persahabatan antara kedua negara, dan mempromosikan pertukaran antara kaum muda China dan AS," ungkapnya.

Senada dengan Zhang, Baaba Eshun, seorang mahasiswa senior di Kean University, juga berencana mengikuti program pertukaran pelajar di WKU.

"Ada banyak kebingungan dan kesalahpahaman di dunia ini. Saya kira jika kita berkumpul dan saling mengenal satu sama lain, hal ini akan membantu meningkatkan rasa saling menghargai," ujar Eshun.

Pewarta: Xinhua
Editor: Citro Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024