Pontianak (ANTARA) - Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat Heronimus Hero mengatakan bahwa budidaya kopi liberika  kian gencar dikembangkan oleh petani di Kalbar, seiring permintaan dan harga yang semakin meningkat.

"Animo dan giat masyarakat di Kalbar untuk budidaya kopi terutama jenis liberika semakin tinggi. Itu tidak terlepas dari permintaan yang tinggi dan harga yang  juga tinggi di tingkat petani, " ujarnya di Pontianak, Sabtu.

Ia mengatakan bahwa permintaan kopi kian tinggi karena faktor budaya minum kopi di semua kalangan semakin kental. Aktivitas minum kopi sudah menjadi gaya di setiap aktivitas.

"Permintaan tinggi akan kopi tentu mendorong harga tinggi pula. Itu tentu menjadi peluang bagi petani untuk melakukan  budidaya dengan maksimal, " kata dia.

Baca juga: Pj Gubernur minta bantuan bibit kopi dan kakao pada Mentan

Menurutnya saat ini harga kopi jenis liberika di tingkat petani bervariasi tergantung mutu, mulai Rp50.000 - Rp80.000 per kilogram.

"Harga tersebut sudah sangat baik dan tentu berdasarkan kualitas. Tentu kualitas terus dijaga sehingga harga stabil tinggi, " jelas dia.

Luas budidaya kopi di Kalbar saat ini tercatat  7.673 hektare. Sebagian besar kopi tersebut jenis liberika karena sangat cocok tumbuh di dataran rendah.

"Sentra kopi antara lain di Kabupaten Sambas seluas 1.942 hektare, Kayong Utara 9.13 hektare dan daerah lainnya," papar dia.

Baca juga: Pelaku bisnis kopi Indonesia bidik pasar yang sedang tumbuh di China

Terkait keterlibatan pemerintah, ia mengatakan pemerintah memberikan bantuan mulai dari bibit, pengurusan indeks geografis, pendampingan budidaya, promosi dan lainnya. 

Sementara itu, Sekretaris Kelompok Tani (Poktan) Batu Layar Sejahtera di Kabupaten Sambas Junaidi menyebutkan saat ini di daerahnya tengah gencar mengembalikan kejayaan kopi liberika. Petani yang tergabung dalam poktan maupun gapoktan di Desa Sendoyan telah membuat gerakan tanam kopi.

"Alhamdulillah tahun ini dari pemerintah akan membantu perluasan tanaman liberika 100 hektare. Saat ini tengah mengecek calon petani dan calon lokasi. Ini menjadi semangat kami. Apalagi harga kopi di sini terus naik dan di tingkat petani sudah ada Rp50.000 per kilogram. Kualitas bagus lebih tinggi lagi, " kata dia.

Pewarta: Dedi
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024