Jakarta (ANTARA) - Sampel timun yang sempat dijual ke berbagai ritel dan layanan makanan di Alabama, Florida, Georgia, Illinois, Maryland, North Carolina, New Jersey, New York, Ohio, Pennsylvania, Carolina Selatan, Tennessee, Virginia, dan Virginia Barat, Amerika Serikat (AS) mengandung salmonella africana.
 
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS atau Food and Drug Administration (FDA) bersama pengawas karantina pertanian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memastikan timun yang terkontaminasi, disetop sementara peredarannya dengan penarikan kembali.
 
"Para peneliti menetapkan bahwa satu sampel, yang disediakan oleh perusahaan Fresh Start Produce Sales, Inc. yang berbasis di Florida, mengandung salmonella. Tes positif tersebut mendorong Fresh Start Produce Sales, Inc. untuk secara sukarela menarik kembali mentimun yang ditanam di Florida," ujar laporan health di AS yang dilansir di Jakarta, Minggu.
Ciri-ciri timun yang ditarik peredarannya, berwarna hijau tua, berdiameter sekitar 1,5 hingga 2 inci, dan panjang lima hingga sembilan inci.
 
Ditambahkan pula, timun mini dan timun Inggris yang didistribusikan oleh perusahaan, tidak termasuk dalam kategori produk timun yang ditarik.
 
Laporan FDA tidak menjelaskan bagaimana timun yang ditarik peredarannya dapat terkontaminasi salmonella. Namun penelitian menunjukkan, saluran irigasi yang terkontaminasi merupakan salah satu peluang bagi salmonella.
 
Salmonella adalah bakteri yang dapat ditemukan dalam makanan seperti unggas mentah, daging, dan telur. Oleh karena itu, memasak makanan dengan benar dan membunuh bakteri yang potensial sangat penting sebelum memakannya.
 
Tapi timun, buah-buahan serta sayuran segar lebih mungkin membuat orang sakit jika terkontaminasi karena biasanya orang memakannya dalam keadaan mentah (belum dimasak).

Selain wabah infeksi Salmonella Africana yang berpotensi terkait dengan mentimun, CDC dan FDA sedang menyelidiki wabah infeksi Salmonella Braenderup, yang telah membuat 158 ​​orang sakit di 23 negara bagian. Meskipun wabahnya serupa, tidak dijelaskan apakah keduanya ada kaitannya.

Baca juga: Uni Eropa selidiki wabah salmonella terkait telur cokelat Kinder

Baca juga: Demam tifoid bisa muncul akibat santap makanan tak higienis

Baca juga: Kapan harus ganti spons cuci piring?

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2024