Makkah (ANTARA) - Anak perusahaan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), BPKH Limited, menargetkan tahun depan bisa mengelola sejumlah hotel di Arab Saudi yang dapat melayani 10 ribu peserta calon haji Indonesia.

Direktur BPKH Limited Sidiq Haryono
dalam keterangannya yang diterima di Makkah Minggu mengatakan, investasi pada akomodasi hotel menjadi prioritas, agar pemerintah Indonesia tidak hanya menjadi konsumen.

"Bisa bayangkan setiap tahun kita ada kebutuhan penggunaan hotel, harga hotel kan terus naik. Kalau kita tidak memiliki investasi pada hotel, kita hanya sebagai konsumen. Dan itu sangat rentan bagi sustainabilitas keuangan haji," kata Sidiq.

Sidiq menjelaskan, pengelolaan hotel di Arab Saudi akan dilakukan secara bertahap mulai tahun depan. Ia menargetkan bisa memenuhi kebutuhan 10 persen dari komponen biaya akomodasi hotel.

"Saat ini 170 hotel di Makkah, kami mengharapkan tahun depan kita bisa memiliki hotel yang dikelola sendiri oleh BPKH Limited dengan kapasitas paling tidak 10 ribu orang," kata Sidiq.

Menurutnya, pengelolaan hotel bukan berarti BPKH akan membangun, apalagi secara biayanya sangat mahal dan perundang-undangan di Arab Saudi juga tidak memungkinkan.

"Dalam kajian analisa kita, kita memiliki enam model bisnis di akomodasi perhotelan, dan dari enam model bisnis tersebut bervariasi tingkat risiko dan returnnya, tetapi kita akan lebih memfokuskan yang pertama," katanya.

Model bisnis perhotelan yang mungkin diterapkan adalah kontrak jangka panjang hotel selama musim haji. Sehingga pengelolaan gedung dan manajemen BPKH Limited yang mengelola.

"Bangunan itu kita kelola sendiri dengan operator, manajemen hotel kita kelola sendiri sehingga bisa menciptakan hotel yang berkuasa untuk warga Indonesia dan secara benefitnya juga cukup bagus, ditambah lagi nilai investasinya masih acceptable, masih memungkinkan," katanya.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: M. Tohamaksun
COPYRIGHT © ANTARA 2024