Medan (ANTARA News) - Krisis energi di Provinsi Sumatera Utara akan segera teratasi dengan dibangunnya jalur pipa gas oleh PT Pertagas sepanjang 350 km dari Arun (Aceh) hingga Belawan (Sumatera Utara) yang akan menjadi akses pasokan gas.

"Ini adalah solusi yang selama ini ditunggu-tunggu. Sekarang kita boleh tegak kepala mengundang investor karena energi sudah ada," kata Wakil Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi saat acara penandatanganan MoU PT Pertagas Niaga dengan tujuh perusahaan, di Medan, Kamis malam.

Erry mengungkapkan, krisis gas yang selama ini terjadi di Sumatera Utara telah menyebabkan kerugian besar bagi industri hingga membuat beberapa perusahaan pengguna gas berhenti beroperasi.

Menurutnya banyak industri besar yang mau berinvestasi tetapi industri di sini terhambat oleh persoalan energi.

"Industri besar mau investasi tetapi mirisnya begitu mereka mau masuk kita kekurangan energi," ujar Erry.

"Hari ini kita boleh bernafas lega karena salah satu problem di Sumatera Utara adalah energi. Mudah-mudahan pembangunan pipa bisa cepat selesai, sehingga masyarakat yang sudah lama menanti bisa memanfaatkan," tambahnya.

Selama dua tahun ini, Sumatera Utara hanya bisa memenuhi kebutuhan gas sebesar 10 juta kaki kubik perhari (10 MMSCFD) dari yang dibutuhkan sebesar 150 juta kaki kubik perhari, sehingga defisit gas sebesar 140 juta kaki kubik perhari.

Untuk mengatasi hal tersebut, lanjut Erry, digunakan genset untuk menopang kebutuhan energi bagi industri yang menghabiskan dana Rp700 miliar perbulan untuk 300 megawatt.

Sementara itu, Direktur Utama Pertagas Niaga Jugi Prajogio mengatakan Sumatera Utara harus segera disuplai gas dan dengan dibangunnya jalur pipa gas Arun-Belawan, stok energi gas di daerah tersebut dijamin aman karena pasokan gas dari jalur pipa tersebut adalah 400 juta kaki kubik perhari.

"Pasokan gas LNG (Liguefied Natural Gas) akan panjang bisa di atas 10 tahun. Kalau pakai gas biasa bisa habis dalam kurun waktu tiha tahun," kata Jugi.

Berdasarkan MoU, Pertagas Niaga akan memasok gas di Kawasan Industri Medan (KIM), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan industri lainnya di Sumatera Utara dengan volume 31 juta kaki kubik perhari dan memasok kebutuhan Pembangkit Tenaga Listrik sebesar 70 juta kaki kubik perhari. Selebihnya jalur pipa akan open access yang akan dialokasikan untuk listrik, rumah tangga masyarakat dan transportasi.

Pewarta: Monalisa
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2014