Jakarta (ANTARA) - PT PLN Indonesia Power (PLN IP) melakukan pemberian nama baru (rebranding) tiga anak usaha dalam rangka mencapai target menjadi perusahaan global.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan PLN IP melakukan transformasi 2.0 untuk mendukung akselerasi menuju perusahaan berskala global, dengan mengoptimalkan beragam asetnya dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT).

Transformasi PLN menjadi landasan aksi korporasi ke depannya, salah satunya dengan membentuk Subholding Generation Company PLN IP, sehingga perusahaan harus mengembangkan asetnya.

"Kami sekarang memiliki aset dan harus mengembangkan aset tersebut terutama pengembangan pembangkit-pembangkit," katanya.

Edwin melanjutkan PLN telah mengubah visi yang sebelumnya menjadi perusahaan terbesar se-Asia Tenggara kini menargetkan masuk dalam Top Fortune Global 500 dan sebagai bagian dari subholding-nya, PLN Indonesia Power harus berkontribusi dalam mencapai visi tersebut.

"PLN Indonesia Power akan mendukung visi PLN untuk mencapai Top Fortune Global 500 yang untuk menuju ke sana bagaimana menambah revenue, tetapi cost harus ditekan," tuturnya.

Menurut Edwin, PLN Indonesia Power pun telah menghadapi tantangan transisi energi dalam mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060 dengan mengoptimalkan pembangkit berbasis EBT.

Untuk mencapainya, korporasi melakukan berbagai terobosan, salah satunya dengan mengoptimalkan peran anak usahanya dalam melakukan transformasi.

Tiga anak usaha PLN Indonesia Power melakukan transformasi rebranding yakni Cogindo Daya Bersama menjadi PLN Indonesia Power Services, Putra Indo Tenaga menjadi PLN Indonesia Power Renewables, dan Indo Tenaga Hijau menjadi PLN Indonesia Geothermal.

"Rebranding tiga anak usaha ini menjadi langkah PLN Indonesia Power dalam menjawab tantangan ke depan, sehingga apa yang diharapkan PLN menuju perusahaan Top Fortune Global 500 dapat tercapai," sebutnya.

Edwin mengungkapkan rebranding tersebut berbasis pada masa depan yang fokus terhadap NZE, sehingga pengembangan EBT sangat dikedepankan, baik dari pengoperasian hingga pemeliharaan pembangkit.

Hal itu pun diterapkan pada anak usaha yang bergerak pada bisnis operasi dan pemeliharaan pembangkit listrik, PLN Indonesia Power Services.

Perusahaan tersebut berfokus pada pengembangan bisnis solusi berbagai teknologi pembangkit dan tentunya EBT, meliputi jasa operation, maintenance, and repair dan overhoul serta energy supply untuk seluruh fasilitas energi baik pembangkit dan nonpembangkit serta ekspansi bisnis dengan agresif di global.

"Fokus PLN IP Services yang selama ini berorientasi pada operation and maintenance (O&M) pembangkit listrik dalam negeri, namun kini mulai mengembangkan bisnisnya ke luar negeri," jelas Edwin.

Selain itu, Putra Indo Tenaga sebagai anak usaha yang fokus pada pengembangan bisnis investasi di bidang energi, bertransformasi menjadi PLN Indonesia Power Renewables.

Berperan aktif mengembangkan portofolio investasi yang berfokus pada energi baru terbarukan dalam mendukung agenda besar transisi energi Pemerintah Indonesia dan keberlanjutan PLN Group sebagai upaya mencapai NZE.

Sedangkan, rebranding Indo Tenaga Hijau menjadi PLN Indonesia Geothermal akan membuat PLN Indonesia Power lebih fokus pada pengembangan energi panas bumi.

"Inilah babak baru perjalanan PLN Indonesia Power, menjadi leading and sustainable power company dan mendukung pencapaian masuk dalam Top Fortune Global 500," sebut Edwin.

Baca juga: PLN Indonesia Power proaktif dukung pemerintah kejar target NZE
Baca juga: PLN tambah 100 unit SPKLU di Jakarta pada 2024
Baca juga: PLN Icon Plus letakkan batu pertama sentra telekomunikasi di IKN

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2024