Padang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi berharap pemasangan sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) terintegrasi di kawasan Gunung Marapi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bisa menekan dampak kerusakan jika bencana terjadi.

"Dengan adanya EWS ini, diharapkan masyarakat bisa mendapatkan informasi lebih awal saat bencana akan terjadi sehingga bisa lebih siap," katanya di Padang, Senin.

Ia mengatakan itu saat menerima kunjungan Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati dan Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi di Padang.

Ia menyampaikan terima kasih pada BNPB yang telah bersedia memasang EWS terintegrasi di kawasan Gunung Marapi sebagai salah satu langkah mitigasi bencana.

"Kita akan bantu sosialisasikan pada masyarakat agar mendukung pemasangan EWS ini," katanya.

Menurut Mahyeldi potensi terjadinya banjir lahar hujan pada aliran 25 sungai yang berhulu di Gunung Marapi masih tinggi. Apalagi saat ini diperkirakan sekitar 700 ribu meter kubik material vulkanik masih mengendap di sekitar Gunung Marapi.

Baca juga: BNPB pasang sistem peringatan dini di tujuh aliran sungai Marapi

"Kita tidak ingin bencana seperti yang terjadi pada 11 Mei 2024, karena itu pemasangan EWS ini akan sangat membantu mitigasi bencana di Sumbar," katanya.

Sementara itu Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati mengatakan pemasangan instrumen peringatan dini terintegrasi sangat penting untuk mengantisipasi potensi kerusakan yang mungkin saja masih akan terjadi di wilayah terdampak erupsi Marapi.

Sistem peringatan dini atau EWS terintegrasi itu akan mengintegrasikan informasi cuaca, informasi aktivitas gunung api, informasi getaran, dan sensor cuaca.

Berbagai informasi tersebut, akan memberikan rekomendasi kepada pemangku kepentingan untuk kesiapsiagaan maupun langkah mitigasi terhadap potensi dampak bencana.

"Hal tersebut bertujuan agar warga paham dan melakukan aksi dini apabila mendengar bunyi sirine peringatan dini. Di samping itu, sosialisasi juga diperlukan agar masyarakat ikut merawat EWS terintegrasi ini, sehingga keberlanjutan fungsi perangkatnya dapat terjaga," katanya.

Menurutnya terkait pendanaan, untuk pendanaan awal mulai dari pemasangan alat hingga pemeliharaan dalam masa dua tahun akan ditanggung oleh BNPB.

"Untuk tahun selanjutnya, kami meminta dukungan pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten untuk pemeliharaannya. Namun yang terpenting adalah, bagaimana keberlanjutan fungsi EWS ini tetap bisa diakses oleh masyarakat," ujarnya.

Baca juga: BNPB ingatkan ancaman 700 ribu meter kubik material vulkanik Marapi
Baca juga: BNPB rancang sistem EWS terintegrasi antisipasi banjir lahar Marapi

 

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Indra Gultom
COPYRIGHT © ANTARA 2024