Jakarta (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyatakan teknologi modifikasi cuaca telah berhasil mengurangi curah hujan di wilayah Ibu Kota.

"Memang tidak sampai 100 persen berkurang curah hujannya, hanya 30 persen saja. Akan tetapi, saya rasa ini pun sudah cukup membantu," kata Kepala Bidang Informatika Pengendalian BPBD DKI Edy Junaedi Harahap di Jakarta, Jumat.

Menurut Edy, hari ini adalah puncak musim hujan dan hujan masih akan terus mengguyur Jakarta meski dalam intensitas lebih rendah.

"Hari ini memang sudah puncaknya hujan. Setelah itu, intensitas hujan akan berangsur-angsur menurun sampai beberapa hari ke depan," ujar Edy.

Mengenai akan datangnya aliran air dari Sungai Ciliwung yang meluap, dia memperkirakan delapan kelurahan akan terendam air.

"Yang perlu diwaspadai saat ini adalah pintu air Depok karena sudah Siaga Dua dengan ketinggian air 280 cm. Kemungkinan, delapan kelurahan akan banjir nanti malam," tutur Edy.

Dia mengungkapkan ketinggian muka air di Pintu Air Katulampa saat ini sudah menurun dari 180 cm atau Siaga Dua menjadi 140 cm atau Siaga Empat.

"Tadi siang merupakan puncak waspada pintu air Katulampa karena sudah Siaga Dua. Kita sempat khawatir airnya akan terus bertambah, tetapi ternyata malah turun. Ternyata teknologi modifikasi cuaca itu ada pengaruhnya terhadap Katulampa," ungkap Edy.

Terkait genangan di Jakarta Utara, dia menilai itu adalah banjir rob akibat air pasang saat bulan purnama dan menyebutnya masih dalam batas wajar.

Wilayah yang dia perkirakan akan terdampak luapan Sungai Ciliwung adalah Kelurahan Cililitan, Cawang, Bidaracina, Kampung Melayu, Pejaten Timur, Pengadegan, Kebon Baru, dan Bukit Duri.

Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2014