Tokyo (ANTARA) - Pemerintah Jepang pada Senin meminta Korea Selatan dan Korea Utara menahan diri dari meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea setelah Korut kembali mengirimkan balon-balon pembawa sampah ke Korsel hingga memicu Seoul bersumpah melanjutkan siaran propaganda.

"Sangat penting (konflik) ini tidak mengarah menjadi peningkatan ketegangan antara dua Korea atau eskalasi situasi. Kami akan melakukan segala cara untuk mengumpulkan dan menganalisa informasi, dan akan terus bersiap menanggapi jika diperlukan melalui kerja sama dengan berbagai negara, termasuk Korsel," kata Sekretaris Utama Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi pada konferensi pers.

Pada Minggu (9/6), Korsel kembali melanjutkan propaganda siaran dengan pengeras suara di perbatasan dengan Korut sebagai balasan terhadap kiriman berulang kali balon sampah oleh Pyongyang, menurut kantor berita Yonhap yang mengutip militer Korsel.

Sementara itu, Kim Yo Jong, saudari pemimpin Korut Kim Jong Un yang menjabat wakil direktur departemen komite pusat Partai Buruh, memberi peringatan respons baru jika Korsel meluncurkan selebaran dan siaran propaganda baru.

Pekan lalu, Korut mengatakan telah mengirim 3.500 balon membawa 15 ton sampah ke Korsel sebagai tanggapan atas meningkatnya kasus aktivis Korea Selatan yang mengirimkan selebaran anti-Pyongyang ke Korea Utara baru-baru ini.

Sebagai balasan, militer Korsel mengatakan akan melanjutkan semua aktivitas militer di wilayah zona demiliterisasi dan pulau-pulau dekat Korut yang dibatasi oleh perjanjian militer antar-Korea, dan mengatakan bahwa tanggung jawab penuh atas situasi ini berada di tangan Korut.

Sumber: Sputnik

Baca juga: Korsel sebut Korut kirim 310 balon pembawa sampah

Baca juga: NSC Korsel adakan pertemuan bahas tanggapan balon sampah Korut

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2024