Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Pelatihan dan Kerja Sama Internasional Kependudukan dan Keluarga Berencana Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Ukik Kusuma Kurniawan mengajak masyarakat untuk kembali ke meja makan dan menyajikan masakan yang dibuat sendiri.

"Di meja makan yang disajikan dari masakan sendiri. Agar bahan makanan yang penuhi gizi kita dan keluarga dapat dialokasikan secara kolektif," kata Ukik dalam acara Jumpa Pers Peluncuran Akademi Ahlinya Buat Citarasa di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin.

Dengan memasak sendiri, menurut dia, lebih mudah untuk mengontrol bahan makanan yang digunakan serta cara pengelolaan makanan yang akan dikonsumsi oleh keluarganya.

Menurut Ukik, kebiasaan memasak sendiri juga berkaitan erat dengan program pemerintah untuk percepatan penurunan tengkes (stunting).

Baca juga: Membiasakan siswa bawa bekal dari rumah untuk mencegah "stunting"

Baca juga: Kemampuan rumah tangga kelola pangan cegah peningkatan sampah makanan


Sebab pangan yang dimasak sendiri lebih gampang dimonitor standar kesehatan dan keamanannya oleh orang tua daripada pangan yang dibeli di luar rumah.

"Masa usia anak-anak di bawah lima tahun juga menjadi masa keemasan (golden age) bagi pertumbuhan anak. Pada masa tersebut anak-anak akan menyerapkan informasi dari lingkungan sekitarnya dan akan terekam lama dalam memorinya, ujarnya.

Hal itu menentukan pola pikir dan perilaku anak di masa mendatang sehingga pada masa tersebut sangat penting untuk diberikan nutrisi yang cukup serta stimulus atau rangsangan komunikasi, dan perilaku yang benar dari lingkungannya terutama orang tua dan keluarganya.

"Gerakan kembali ke meja makan" adalah salah satu gerakan yang dicetuskan oleh BKKBN untuk memperkuat ketahanan keluarga.

Untuk mendukung gerakan tersebut, ujarnya cara pengolahan pangan yang baik diajarkan kepada masyarakat dalam jumpa pers Peluncuran Akademi Ahlinya Buat Citarasa tersebut.

Salah satu yang diajarkan adalah mengenai "bijak menambahkan bumbu dalam masakan". Juru masak (Chef) Jojor Panggabean diundang untuk mempraktikkan itu saat memasak nasi goreng.

Jojor mengatakan dirinya merasa tidak perlu tambahan bumbu monosodium glutamat (MSG) pada masakannya karena rasa gurih lezat (umami) juga bisa didapat secara alami dalam kecap yang terbuat dari fermentasi kedelai.

Tamu undangan yang hadir pun diberi kesempatan untuk mengkreasikan sendiri nasi goreng buatannya dalam acara tersebut. Sebagai bagian dari edukasi, menu makanan yang dibuat masyarakat diberi penilaian langsung oleh Chef Jojor dan penyanyi Ussy Sulistyawati.

Baca juga: Ririn Ariyanti pilih masak sendiri ketimbang beri anak makanan instan

Baca juga: BKKBN gelar Gerakan Kembali ke Meja Makan untuk atasi stunting

Baca juga: BKKBN: Makan bersama di meja makan bisa cegah stunting

 

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2024