Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah bersama Kementerian Perhubungan berkolaborasi untuk mengoptimalkan pengembangan Bandara Haji Asan Sampit.

Dalam keterangan yang diterima di Sampit, Selasa, hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepakatan terkait pembangunan dan pengembangan Bandara Haji Asan Sampit yang dilakukan Bupati Kotim Halikinnor dan Direktur Jenderal Perhubungan, Kementerian Perhubungan Maria Kristi Endah Murni.

"Kita akan memulai langkah besar dalam pengembangan infrastruktur yang sangat vital bagi kemajuan daerah, yaitu pengembangan Bandara Haji Asan Sampit,” kata Halikinnor.

Halikinnor menyampaikan, Kotim adalah kabupaten dengan tingkat perekonomian tertinggi di Kalimantan Tengah. Kotim dikenal sebagai pintu gerbang perekonomian Kalimantan Tengah dengan sektor usaha yang semakin maju dan berkembang, terutama dalam bidang jasa, perkebunan kelapa sawit, dan pertambangan.

Selain itu, Kotim juga merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar di Kalimantan Tengah, yaitu sebanyak 436.079 jiwa. Dengan luas wilayah mencapai 16.796 kilometer yang terdiri dari 17 kecamatan, 17 kelurahan, dan 168 desa.

“Oleh sebab itu, pengembangan Bandara Haji Asan Sampit menjadi sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan mobilitas penduduk,” ujarnya.

Kotim juga memiliki potensi penerbangan yang besar, terutama dengan adanya 53 perusahaan besar di sektor perkebunan kelapa sawit dan perusahaan pertambangan.

Sebanyak 5.474 orang dari unsur pimpinan perusahaan perkebunan kelapa sawit diperkirakan akan menggunakan transportasi udara untuk perjalanan bisnis, terutama ke pulau jawa.

Disamping itu, potensi perjalanan udara juga datang dari masyarakat umum, ASN, dan perusahaan di Kabupaten Seruyan yang hanya berjarak tiga jam perjalanan darat.

“Bandara Haji Asan Sampit juga memiliki potensi yang besar baik dari segi teknis, lingkungan, sosial hingga ekonomi. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan pengembangan bandara satu-satunya di Kotim ini dapat segera terealisasi,” lanjutnya.

Pengembangan ini didasarkan pada rencana induk yang ditetapkan melalui keputusan Menteri Nomor 188 Tahun 2022, serta telah melalui kajian amdal yang disetujui oleh Gubernur Kalimantan Tengah melalui keputusan nomor 188.44/257/2015.

Rencana pengembangan Bandara Haji Asan Sampit meliputi beberapa tahap prioritas, yakni rencana perpanjangan runway atau landasan pacu pada 2024, rencana pelebaran runway pada 2025.

Pelebaran apron, pembangunan gedung pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (KPK-PK), serta perluasan gedung terminal existing pada 2026. Lalu, pembangunan terminal baru, perpanjangan runway tahap ii, dan displacement runway pada 2027.

Sementara itu, saat ini Bandara Haji Asan Sampit hanya mampu melayani pesawat jenis ATR72 dan B737-500, pengembangan ini sangat diperlukan untuk dapat melayani pesawat berbadan besar.

“Diharapkan dengan perpanjangan runway dari 2.060 meter menjadi 2.250 meter pada tahun 2024, bandara ini dapat meningkatkan pelayanan angkutan penumpang udara di wilayah Kotim dan sekitarnya,” demikian Halikinnor.

Pewarta: Muhammad Arif Hidayat/Devita Maulina
Editor: Evi Ratnawati
COPYRIGHT © ANTARA 2024