"Pelatihan ini bukan sekadar kegiatan pelatihan biasa, tetapi merupakan upaya mulia untuk meningkatkan kompetensi amil zakat, agar kita dapat mengelola zakat dengan profesional dan akuntabel," kata Pimpinan Baznas RI Bidang Koordinasi Nasional Achmad Sudrajat dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Achmad mengatakan kegiatan ini akan mempelajari dua skema, yakni Skema Pimpinan Baznas Daerah dan Skema Kualifikasi III Bidang Pengelolaan Zakat yang meliputi kegiatan utama yakni pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat, dan operasional.
Baca juga: BAZNAS RI targetkan pengumpulan zakat Rp1 triliun pada 2024
Melalui pelatihan yang digelar di Jakarta pada 10-14 Juni 2024 ini, ia berharap para peserta dapat menyerap dan mengamalkan ilmu yang diberikan demi meningkatkan profesionalitas dan kinerja amil zakat.
Hal tersebut, kata dia, akan menjadikan lembaga amil zakat lebih dipercaya oleh masyarakat, sehingga dapat lebih berkontribusi dalam mengantarkan umat dan bangsa menjadi lebih sejahtera.
Baca juga: Baznas latih 1.020 pengajar Al Quran bahasa isyarat pada 2024
Kepala Pusdiklat Baznas RI Sarniti menjelaskan pelatihan ini merupakan upaya dalam meningkatkan kompetensi amil sesuai dengan standar kompetensi yang berlaku.
Pelatihan ini, kata dia, mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang ditetapkan oleh Menteri Ketenagakerjaan.
Dalam Skema Pimpinan Baznas Daerah, ujar dia, terdapat 12 unit kompetensi, sedangkan pada Skema Kualifikasi III Bidang Pengelolaan Zakat, terdapat 11 unit kompetensi yang akan diajarkan kepada peserta.
Baca juga: Baznas RI anggarkan Rp15 miliar bimbing disabilitas baca Al Quran
"Semoga pelatihan ini dapat menciptakan amil zakat yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki integritas dan komitmen tinggi dalam menjalankan amanah sebagai pengelola zakat," kata Sarniti.
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024
