Manado (ANTARA News) - Hingga hari ketiga ini diperkirakan korban bencana --banjir, tanah longsor, dan lain-lain-- di Manado mencapai 86.331 orang, seturut keterangan Posko Tanggap Darurat Bencana Kota Manado, Sulawesi Utara.

Jumlah itu masih ditambah enam tewas dan ribuan rumah rusak.

"Selain manusia, dua bangunan sekolah, dua masjid juga diterjang banjir dan satu gereja dihantam tanah longsor," kata penanggungjawab posko itu, Vicky Lumentut, di Manado Sabtu.

Lumentut mengatakan, masjid dan gereja yang dihantam banjir dan tanah longsor tersebut berlokasi di Kecamatan Tuminting, sedangkan di wilayah lainya belum dilaporkan ke posko bencana.

Ia mengatakan berdasarkan laporan yang disampaikan oleh para camat, jumlah bangunan rumah yang hanyut akibat terjangan banjir juga mencapai 565 rumah yang berada di Kecamatan Sario 23 rumah, Singkil 143, Tikala 35, Paal Dua 88 dan Wanea 276.

"Sedangkan rumah yang rusak akibat tanah longsor tetap sebanyak 25 rumah, dan 121 jiwa dari 22 KK yang terkena bencana tersebut," katanya.

Dia merinci di Wanea korban berjumlah 11.030 orang dari 3.506 KK dan 1382 rumah rusak, Paal Dua sebanyak 23.260 orang dari 5.489 KK dan 545 rumah rusak, di Tikala mencapai 12.360 orang, dari 4.363 KK dan 3.310 rumah rusak. 

Kemudian di Kecamatan Malalayang korban mencapai 1.701 orang dari 358 KK dan 323 rumah rusak, kemudian Mapanget korban 239 orang, dari 57 KK dan 60 rumah rusak, lalu Singkil 20.899 orang, dengan jumlah KK 5.834 orang dan 2.453 rumah rusak.

"Lalu di Kecamatan Bunaken Kepulauan ada tujuh korban jiwa dari dua KK dan dua rumah rusak, di Bunaken daratan tidak ada korban, Kecamatan Wenang tercatat 7.007 orang jadi korban, dari 2.287 KK dan 1.656 rumah rusak," katanya.

Di Kecamatan Tuminting ada 4.509 orang korban dari 1.535 KK dan 735 rumah rusak, dan Sario ada 4.819 orang jadi korban dari 1.666 KK dan 377 rumah rusak, total korban mencapai 86.331 orang, dari 23.423 KK dan 10.844 rumah rusak.

Ia mengatakan kemungkinan data itu masih bisa berubah tetapi berharap tidak ada lagi tambahan korban jiwa. 

Pewarta: Joyce Bukarakombang
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2014