Jakarta (ANTARA) - Dalam sebuah pameran kecantikan di Jakarta, Dewanti Ariestyanti Wardhana (26) berdiri di dekat stan Skintific Cosmetics, merek kecantikan asal China yang sedang "naik daun" di Indonesia.

Dewanti mengatakan kepada Xinhua bahwa sejak 2023, dirinya mulai menggunakan merek perawatan kulit asal China setiap hari untuk mencuci muka, memakai serum wajah, dan melembapkan kulit.

"Sebelumnya saya memakai produk perawatan kulit dari Korea (Selatan), tetapi saya beralih ke Skintific China karena lebih cocok di wajah saya," ujarnya.

Menurut dia, kemiripan antara kulit masyarakat Indonesia dan China berperan dalam hal preferensi, dan merek-merek kecantikan dari Barat tidak dirancang untuk iklim tropis di Indonesia. Dia menjelaskan bahwa popularitas merek-merek asal China semakin meningkat di pasar produk perawatan kulit Indonesia.

Seorang warga Bekasi, Jawa Barat Nurul Qomariah merupakan salah satu konsumen setia merek perawatan kulit Bioaqua yang berbasis di China. Di pameran yang digelar selama empat hari dan ditutup pada Minggu (9/6) tersebut, Qomariah membeli rangkaian produk Bioaqua.

Qomariah mengaku telah menggunakan produk Bioaqua selama lebih dari dua tahun sejak beralih dari beberapa merek Barat.

"Produk perawatan kulit China lebih terjangkau dibandingkan merek kecantikan dari Barat dan Korea (Selatan), serta memiliki kualitas yang lebih baik dan rangkaian yang lebih lengkap. Saya juga sudah mencoba Skintific," ungkapnya.

Qomariah mengungkapkan ketertarikannya untuk mencoba Chando, merek premium asal China yang debut di Indonesia pada September lalu.

Merek-merek perawatan kulit dari China kini banyak diminati di Indonesia. Menurut sejumlah laporan lokal, produk perawatan kulit dari China memimpin penjualan di pasar e-commerce Indonesia.

Institute for Development of Economics and Finance yang berbasis di Jakarta melaporkan bahwa pada tahun lalu, merek-merek China telah melampaui merek-merek lokal ternama dalam hal popularitas. Pergeseran itu dapat dikaitkan dengan pengaruh platform media sosial, seperti TikTok yang memainkan peran penting dalam mempromosikan produk China.

Pameran kecantikan tersebut juga memperkenalkan merek kecantikan baru asal China, yakni Judydoll, sebuah merek makeup yang berbasis di Shanghai, yang menghadirkan puluhan varian.

Manajer Pemasaran Judydoll Indonesia Clarissa Merry mengatakan bahwa sebelum diperkenalkan, tim Judydoll telah melakukan riset mendalam terhadap pasar Indonesia untuk memastikan produknya dapat memenuhi kebutuhan konsumen di negara ini.

"Kami telah berbicara dengan ratusan konsumen dan pengecer Indonesia untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang kebutuhan dan budaya unik dari pengguna produk kecantikan Indonesia," ujarnya.

Seorang pakar kajian budaya di Universitas Padjadjaran Wahab Afwan mengatakan bahwa Indonesia merupakan pasar industri kecantikan terbesar di Asia Tenggara, dengan pertumbuhan yang berkelanjutan, kelas menengah yang berkembang pesat, populasi urban yang terus bertambah, serta kesadaran akan kecantikan yang makin meningkat.

"Indonesia merupakan target penting untuk pemasaran kosmetik global," ujarnya.

Oleh Nurul Fitri Ramadhani

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
COPYRIGHT © ANTARA 2024