Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 1.150 pengungsi memenuhi pos pengungsian di Gereja GPIB Koinonia, Kebon Pala, Jakarta Timur hingga Minggu siang.

Para pengungsi yang berasal dari bantaran Kampung Melayu, Kebon Pala, bantaran Ciliwung dan Tongtek, Jatinegara tersebut telah berada di pengungsian selama sepekan terakhir akibat banjir yang melanda Jakarta.

"Pada Senin (13/1) pagi, pengungsi berjumlah 830 orang, naik jadi 1.000 orang pada Kamis (16/1) malam," kata Koordinator Posko Pengungsian Gereja GPIB Koinonia, Anja Patti, di Jakarta, Minggu.

Hingga saat ini, masih banyak warga yang berusaha mendaftar untuk mengungsi di gereja tersebut, tetapi terpaksa harus ditolak oleh pihaknya karena keterbatasan kapasitas ruangan.

Ia menambahkan pasokan makanan untuk para pengungsi yang berasal dari bantuan dari gereja-gereja yang berada di Jakarta hingga saat ini masih mencukupi.

Sementara untuk pelayanan kesehatan, pihaknya bekerja sama dengan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur.

"Dari pihak Sudinkes, setiap hari datang untuk stand by," katanya.

Meski demikian, beberapa jenis penyakit tetap menyerang para pengungsi diantaranya gatal-gatal, diare, demam, batuk dan pilek. Bahkan pihaknya mencatat ada beberapa anak yang menderita sakit mata namun belum bisa diobati karena tidak tersedianya obat-obatan.

Terlihat ratusan orang memenuhi ruangan di lantai 2 dan lantai 3 gereja tersebut. Mereka ada yang tertidur, duduk, ataupun berbincang dengan sesama pengungsi.

Sementara ketika petugas gereja membagikan sejumlah pakaian, para pengungsi ini terlihat antusias untuk mendapatkan pakaian.

"Hari ini sudah dibagikan 12 dus yang satu dusnya berisi 50 hingga 100 potong pakaian," katanya. 

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2014